Rusia Punya Senjata Pamungkas Bisa Bikin Daratan Eropa Mati Kutu, Apa Itu?

Rusia hingga saat ini terus menggempur Ukraina. Akibat ulahnya ini, sejumlah negara di dunia menjatuhkan sanksi kepada Rusia

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2022, 18:30 WIB
Sebuah tank Rusia berangkat ke Rusia setelah latihan gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia sebagai bagian dari inspeksi Pasukan Tanggapan Negara Serikat, di lapangan tembak dekat Brest (15/2/2022). (Handout/Russian Defence Ministry/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Rusia hingga saat ini terus menggempur Ukraina. Akibat ulahnya ini, sejumlah negara di dunia menjatuhkan sanksi kepada Rusia, khususnya di sektor ekonomi.

Amerika Serikta memblokir sektor jasa keuangan Rusia melalui dua bank yakni Bank Pembangunan Negara VnesheconomBank (VEB) dan Perusahaan Saham Gabungan Publik Promsvyazbank (PSB). Dua bank ini tidak boleh melakukan transaksi sebagai akibat invasi yang dilakukan Rusia di Ukraina sejak pekan lalu.

Tak hanya itu, negara barat juga sepakat membekukan harta milik Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Meki begitu, Rusia terbilang sering mendapatkan sanksi dari berbagai negara. Namun sanksi dinilai tidak banyak memengaruhi Rusia.

"Rusia sudah terbiasa dengan sanksi dari negara di eropa dan AS," kata Ekonom Bhima Yudhistira saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu, (27/2/2022).

Bhima mengatakan sebelumnya, Rusia pernah mendapatkan sanski dari Uni Eropa. Kala itu Eropa memberikan pembatasan investasi bagi mereka yang dianggap tokoh penting di Rusia.

"Pembatasan investasi bagi orang orang yang dianggap figur penting," katanya.

Bhima menambahkan, sanksi yang diberikan ke Rusia bukan satu-satunya. Beberapa negara bahkan memiliki sanksi yang spesifik seperti sanksi ke komoditas, perusahaan maupun perorangan.

 


Senjata Pamungkas

Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Moskow, Rusia, 7 Februari 2022. Vladimir Putin dan Emmanuel Macron berupaya menemukan titik temu atas Ukraina dan NATO di tengah kekhawatiran Rusia sedang mempersiapkan invasi ke Ukraina. (SPUTNIK/AFP)

Memang sanksi yang diberikan kali ini lebih keras dari yang pernah ada. Hanya saja, Rusia memiliki daya tawar yang kuat sebagai senjata pamungkasnya. Semisal gas bumi yang menjadi kebutuhan penting bagi negara-negara Eropa.

"Jika kontrak gas rusia diputus maka eropa diperkirakan masuk krisis energi. Sementara Rusia bisa menjual gas ke China," katanya.

Berbagai hal tersebut kata Bhima telah menjadi perhitungan matang Rusia sebelum melakukan invasi ke Ukraina. Tak hanya kekuatan militer, melainkan hingga resiko sanksi yang diberikan.

"Mereka punya perhitungan matang menghadapi sanksi," katanya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya