Liputan6.com, Jakarta - Perang Rusia dan Ukraina bisa berdampak kepada penjualan kendaraan ringan global pada tahun ini atau 2022. Hal tersebut, seperti diungkapkan konsultan industri otomotif JD Power dan LMC Automotive.
Disitat Reuters, para konsultan memperkirakan pemangkasan penjualan kendaraan ringan global dampak dari invasi Rusia ke Ukraina ini sebesar 400 ribu unit menjadi 85,8 juta unit. Selain itu, juga dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak dan alumunium yang dapat membuat konsumen enggan membeli mobil dan truk baru.
Advertisement
Pasokan dan harga kendaraan di seluruh dunia akan berada di bawah tekanan, berdasarkan tingkat kepadatan dan waktu konflik di Ukraina. Menurut Jeff Schuster, Presiden Operasi Amerika dan Perkiraan Kendaraan Global, di LMC Automotive.
Sementara itu, serangan Rusia di Ukraina menyebabkan harga minyak melonjak menjadi lebih dari US$100 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014.
Saat ini, industri otomotif masih berjuang di tengah kekurangan chip global, yang memaksa para pabrikan mengurangi produksi meskipun harga mobil yang tinggi telah mengimbangi dampak itu sampai batas tertentu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penjualan ritel
Penjualan ritel kendaraan baru di Amerika Serikat, Februari diperkirakan turun 5,7 persen menjadi 922.100 unit. Meskipun, harga transaksi rata-rata ditetapkan untuk mencapai rekor bulanan sebesar US$44.460 dan melonjak 18,5 persen.
"Gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung, bersama dengan pengumuman jangka pendek penghentian produksi oleh beberapa produsen, berarti bahwa situasi persediaan keseluruhan tidak mungkin berubah pada Maret," kata Thomas King, presiden divisi data dan analitik di JD Power.
Namun, volume penjualan kendaraan ringan global diperkirakan akan meningkat 5 persen pada 2022, menurut laporan tersebut.
Advertisement