Liputan6.com, Jakarta Perusahaan farmasi dan bioteknologi, Moderna mengatakan pada hari Kamis lalu bahwa mereka mengharapkan COVID-19 akan menjadi endemi pada tahun 2023, yang berarti itu akan menjadi penyakit yang dapat dikelola dengan vaksin dan perawatan musiman.
Baca Juga
Advertisement
Perusahaan tersebut memberikan komentar saat melaporkan pendapatan, menunjukkan bahwa mereka mencatat hampir $7 miliar dalam penjualan vaksin COVID-19 pada kuartal keempat, meningkatkan laba menjadi $4.8 miliar, atau $11,29 per saham, setelah mengalami kerugian pada periode tahun sebelumnya.
Dilansir marketwatch, Moderna MRNA membukukan total pendapatan sebesar $7,2 miliar, dibandingkan dengan $571 juta pada kuartal keempat tahun 2020, ketika vaksinnya pertama kali diizinkan untuk digunakan di AS.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksin booster akan dibutuhkan
Dalam panggilan telepon dengan para analis, Chief Medical Officer Moderna, Dr. Paul Burton, mengatakan perusahaannya dengan tegas percaya bahwa dosis keempat, atau booster kedua, akan diperlukan, kemungkinan pada musim gugur 2022.
“Sementara kami berharap bahwa kami akan memasuki periode stabilitas relatif di Belahan Bumi Utara, kami sangat yakin bahwa dosis booster vaksin akan diperlukan untuk musim gugur 2022 untuk memberikan perlindungan berkelanjutan terhadap virus ini,” kata Burton kepada para analis.
Advertisement
Kasus mulai berkurang dari waktu ke waktu
Data dari pejabat kesehatan Inggris menunjukkan bahwa perlindungan vaksin terhadap penyakit parah dan rawat inap dari varian omicron yang sangat menular berkurang dari waktu ke waktu, katanya.
Booster bertarget varian omicron
Moderna bertujuan untuk membuat booster yang akan menggabungkan vaksin asli dengan booster bertarget varian omicron. Berita itu muncul saat lonjakan kasus di AS yang disebabkan oleh omicron terus mereda dari puncaknya pada Januari. AS rata-rata 76.667 kasus baru COVID sehari, turun 66% dari dua minggu lalu, menurut data dari New York Times.
Advertisement
Angka rawat inap terus menurun di AS
Rata-rata 60.155 rawat inap sehari, turun 44% dari dua minggu lalu. Dan kematian akhirnya mulai turun, turun 24% menjadi rata-rata 1.908 per hari. Korban tewas AS mencapai ambang 940.000 semalam dan terakhir mencapai 942.487.
Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron
Advertisement