Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, saat ini pemerintah tengah menyusun strategi untuk mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi.
"Kami juga mendapatkan arahan dari Bapak Presiden tadi atas masukan Bapak Menko mengenai strategi dari pandemi menjadi endemi, kami sudah siapkan protokolnya," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers daring melansir Antara, Senin (28/2/2022).
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskan Budi, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar keputusan perubahan status menjadi endemi tersebut dipertimbangkan secara matang dengan memperhatikan berbagai pendekatan baik dari sisi sains, kesehatan, sosial, budaya dan ekonomi.
Selain itu menurut Budi, tren kasus Covid-19 harian dan keterisian rumah sakit di Indonesia kini sudah mulai melandai. Pihaknya menjelaskan di beberapa provinsi sudah terjadi penurunan jumlah penularan dan tingkat positif tes Covid-19.
"Hasil 'review' minggu lalu secara nasional, tren kasus dan hospitalisasi harian sudah mulai melandai," kata Budi.
Berikut sederet hal perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia untuk mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi yang dihimpun Liputan6.com:
1. Pemerintah Terus Susun Strategi
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah tengah menyusun strategi untuk mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi.
"Kami juga mendapatkan arahan dari Bapak Presiden tadi atas masukan Bapak Menko mengenai strategi dari pandemi menjadi endemi, kami sudah siapkan protokolnya," kata Menkes Budi dalam konferensi pers daring melansir Antara, Senin (28/2/2022).
Advertisement
2. Diminta Hati-Hati oleh Presiden Jokowi
Menkes Budi menjelaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar keputusan mengubah status pandemi Covid-19 menjadi endemi tersebut dipertimbangkan secara matang dengan memperhatikan berbagai pendekatan.
Pendekatan tersebut baik dari sisi sains, kesehatan, sosial, budaya dan ekonomi.
"Arahan Bapak Presiden agar diterapkan dengan hati-hati dan agar pertimbangan saintifik-nya, pertimbangan kesehatannya digunakan secara berimbang dengan pertimbangan sosial budaya maupun ekonomi," kata Menkes Budi.
3. Semua Keputusan Lewat Kajian Pertimbangan
Menkes Budi mengatakan di berbagai negara yang sudah mencabut berbagai pembatasan terkait COVID-19, mereka mempertimbangkan berbagai pendekatan, tidak hanya pendekatan kesehatan dan saintifik saja.
"Kami memahami bahwa tidak bisa hanya pertimbangan kesehatan atau saintifik saja yang digunakan dan itu juga yang terjadi di negara-negara lain," kata dia.
Oleh karena itu, lanjut Menkes Budi, Presiden Jokowi meminta kajian pertimbangan berbagai pendekatan tersebut dilakukan secara seimbang sehingga pemerintah dapat menghasilkan keputusan yang baik dan tepat.
Advertisement
4. Paparkan Turunnya Tren Kasus Covid-19
Kemudian Menkes Budi menyebutkan, tren kasus Covid-19 harian dan keterisian rumah sakit di Indonesia kini sudah mulai melandai.
"Hasil 'review' minggu lalu secara nasional, tren kasus dan hospitalisasi harian sudah mulai melandai," kata Menkes Budi.
Pihaknya menjelaskan di beberapa provinsi sudah terjadi penurunan jumlah penularan dan tingkat positif tes Covid-19.
"Kami melihat beberapa provinsi sudah 'confirm' terjadi penurunan dari jumlah penularan maupun positivity rate-nya, seperti DKI Jakarta, Bali, Banten, Maluku, Papua, NTB itu sudah mulai menurun, 'confirm' ya, tiga minggu berturut-turut," ucap Menkes Budi.
Sementara ada beberapa provinsi lainnya yang sudah mulai menurun namun masih harus dilihat konsistensi penurunannya dalam dua pekan ke depan di antaranya Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan.
5. Tingkat Keterisian RS dan Pasien Covid-19 Meninggal Menurun
Budi menambahkan penurunan kasus di provinsi dengan populasi besar menyebabkan penurunan tingkat keterisian rumah sakit.
"Yang masuk rumah sakit dalam beberapa hari terakhir ini sudah terjadi penurunan disebabkan karena kontribusi provinsi-provinsi yang populasinya besar sudah menurun," ucap dia.
Dia mengatakan belajar dari pengalaman provinsi-provinsi di Jawa dan Bali selama merebaknya varian Omicron, tingkat keterisian rumah sakit mencapai 40 persen sampai dengan 50 persen dibandingkan saat merebaknya varian Delta.
Begitu pula jumlah pasien yang meninggal mencapai sekitar 15 persen dibandingkan dengan jumlah pasien meninggal saat puncak penyebaran varian Delta.
"Yang meninggal di rumah sakit, kami lihat sekarang per harinya 250-an orang dibandingkan dengan puncak Delta yang 2.000 orang per hari, jadi sekitar hampir 15 persen-nya dari puncaknya Delta," jelas Menkes Budi.
Advertisement