Temuan Hasil Ekskavasi Situs Srigading Malang Disimpan di Museum

Pada lokasi temuan situs Srigading juga dilakukan pengamanan agar tidak ada proses ekskavasi liar dan berpotensi merusak bangunan candi

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2022, 20:00 WIB
Temuan diduga Arca Nandiswara berbahan batu andesit hasil ekskavasi tahap kedua di Situs Srigading, Lawang, Malang. Selain arca ini, tim arkeolog juga menemukan Arca Mahakala dan sejumlah fragmen arca dari bata (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur akan segera menyimpan sejumlah temuan hasil ekskavasi di Situs Srigading Desa Srigading Kecamatan Lawang Kabupaten Malang.

Rencananya, sejumlah temuan tersebut akan disimpan di Museum Singhasari Malang. Temuan hasil ekskavasi tersebut saat ini sudah diamankan agar tidak hilang.

Pamong Budaya Ahli Muda Museum Singasari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Yossi Indra Herdyanto mengatakan, pengamanan terhadap sejumlah temuan tersebut perlu dilakukan agar benda-benda yang diperkirakan dibuat pada abad ke-10 Masehi tersebut tidak hilang dan tetap terjaga dengan baik.

Sejumlah temuan dari Situs Srigading yang disimpan di Miseum Singhasari Malang berupa relief yang terbuat dari batu bata berbentuk wajah, batu ambang pintu, batu relung dan lainnya.

"Nantinya, jika di desa sudah memiliki tempat yang layak dan aman, maka bisa diambil kembali dari Museum Singhasari," katanya dilansir Antara, Senin (28/2/2022).

Dia mengatakan, selain pendataan dan pembesihan, temuan tersebut akan diukur dimensi, pengambilan foto untuk dokumentasi yang akan dipergunakan sebagai laporan ke BPCB Jawa Timur.

Ia memastikan seluruh temuan yang disimpan di Museum Singhasari telah melalui prosedur ketat. Seperti kelengkapan berita acara serah terima dari pemerintah desa yang disaksikan oleh kepolisian setempat dan pemangku kepentingan lainnya.

Saksikan video pilihan berikut ini


Ekskavasi Liar

Arkeolog BPCB Jawa Timur dibantu warga melakukan ekskavasi tahap kedua di Situs Srigading, Lawang Malang. Ditemukan sejumlah peninggalan arkeologis di candi aliran Hindu Syiwa tersebut (Liputan6.comZainul Arifin)

"Apa yang kami pindahkan ke Museum Singhasari, semuanya tercatat dan ada berita acara serah terimanya," ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, pada lokasi temuan situs Srigading juga dilakukan pengamanan agar tidak ada proses ekskavasi liar dan berpotensi merusak bangunan candi yang diduga merupakan peninggalan era Mataram Kuno tersebut.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Malang juga akan melakukan pembenahan akses jalan dan membuat pagar pembatas pada situs Srigading tersebut. Saat ini di situs tersebut juga sudah dipasang pengumuman yang berisi sejumlah ketentuan.

"Kami sudah memasang papan larangan, tidak boleh ada ekskavasi liar, tidak boleh ada aktivitas menggunakan metal detector. Karena kalau penggalian liar ada sanksi pidananya," ujarnya.

Sementara itu, untuk sejumlah arca yang ditemukan di situs Srigading akan dilakukan proses restorasi terlebih oleh BPCB Jawa Timur. Tercatat ada tiga arca yang ditemukan pada situs tersebut yakni arca penjaga candi yakni Mahakala dan Nandiswara serta arca Agastya.

Situs Srigading pada awalnya dikenal dengan sebutan Cegumuk oleh warga sekitar, yang berarti sebuah gundukan. Situs tersebut ditemukan kurang lebih pada tahun 1985 dengan yoni dan sejumlah arca yang berada di atas gundukan tersebut.

Pada awal Februari 2020, BPCB Jawa Timur mulai melakukan ekskavasi gundukan tanah yang ada di tengah perkebunan tebu tersebut untuk memastikan bahwa ada bangunan bersejarah di lokasi tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya