Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut realisasi investasi antara Pulau Jawa dan Luar Jawa sudah seimbang. Bahkan, tercatat lebih tinggi di luar Jawa.
Bahlil menyebut, hal ini tak terlepas dari masifnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk di dalamnya menyambungkan akses ke titik-titik pariwisata.
"Kita ketahui posisi investasi di luar pulau Jawa sudah berimbang, bahkan sudah melebihi dengan 52 persen, sementara di Jawa sisanya 48 persen," katanya dalam Forum Ekonomi Merdeka, Senin (28/2/2022).
"Ini terjadi tak terlepas dari lima tahun periode pertama Pak Presiden Jokowi bersama Pak JK yang banyak membangun infrastruktur yang masif, termasuk ke daerah pariwisata. Ini juga sebagai bentuk melahirkan pertumbuhan kawasan ekonomi baru. Ini strategi yang akan memunculkan pertumbuhan ekonomi," terang Bahlil.
Ia menyebut sektor pariwisata jadi salah satu sektor yang terdampak cukup dalam Pandemi Covid-19. Artinya, sektor ini perlu didorong untuk segera bangkit untuk menyongsong era pasca pandemi.
Sebaran investasi ini perlu dibanggakan, kata Bahlil, dengan adanya porsi yang cukup berimbang. Meski masih diungguli investasi ke Bali dan Nusa Tenggara Barat dengan porsi 39 persen.
"Lalu Pulau Jawa dengan 36 persen, Sumatera dengan 17 persen, Sulawesi 4 persen," katanya.
Ia menekankan dalam mendorong investasi, perlu juga investasi yang bermanfaat optimal ke pengusaha daerah. Maksudnya, investasi yang masih harus berkolaborasi dengan pengusaha daerah.
"Maka kuncinya adalah kolaborasi, baik dari luar maupun dalam negeri harus berkolaborasi dengan pengusaha daerah. Kalau investasi banyak, tapi tidak memajukan daerah, maka harus melibatkan daerah untuk bisa terjadi keberimbangan," tuturnya.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Pariwisata
Bahlil menyebut, sejak 2017-2021, sektor pariwisata mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 106,3 triliun. Dibandingkam sektor di luar pariwisata, angka ini masih cukup rendah.
"Penyebabnya adalah adanya pandemi Covid di 2020 dan 2021, serta di 2019 ada pemilu, jadi memunculkan banyak wait and see," kata Bahlil.
Menurut titah Jokowi, kata Bahlil, investasi ke Indonesia harus berkualitas. Cirinya adalah adanya investasi merata di seluruh wilayah Indonesia.
"Tentu ini juga melakui salah satunya berasal dari PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)," katanya.
"Kita tahu semua di 2021 total realisasi investasi kita melampaui target yang dicanangkan Pak Presiden. Pak Presiden kita menargetkan investasi sebesar Rp 900 triliun, dan realisasinya mencapai Rp 901,02 triliun. Ini juga melampaui target yang ada dalam RPJMN," terang Bahlil.
Advertisement