Liputan6.com, Jakarta Covid-19 varian Omicron belum bisa terkonfirmasi memiliki efek Long COVID seperti pada varian Delta. Hal itu diungkapkan, Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan.
“Long COVID banyak ditemukan saat Delta, untuk Omicron belum banyak dan belum bisa disimpulkan," kata Erlina dalam konferensi pers daring bersama Kemenkes RI pada Jumat, 25 Februari 2022.
Advertisement
"Jadi, kita belum bisa melihat data-data pada Omicron,” ujarnya menambahkan.
Menurut Erlina, long Covid pada penyintas varian Omicron sedikit ditemukan. Pasalnya, mayoritas pasien Omicron bergejala ringan atau tanpa gejala sama sekali.
“Menurut saya sih, asumsi saya akan sangat sedikit karena memang kejadian long COVID biasanya pada orang yang derajat penyakitnya sedang hingga berat atau kritis.” katanya.
Banyak Terjadi di Varian Delta
Lebih lanjut, data mengungkapkan bahwa Long Covid memang banyak terjadi di varian Delta. Data PDPI menunjukkan 30 persen penyintas di Indonesia mengalami Long COVID.
“Yang terbanyak gejalanya adalah kelelahan dan gejala ini merata di seluruh negara, rata-rata 60-70 persen. Diikuti batuk, sesak, gejala kognitif seperti pelupa, susah konsentrasi, susah tidur.” kata Erlina.
Advertisement