Liputan6.com, Jakarta - Nama Prabowo Subianto kerap diunggulkan untuk Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Bagaimana tidak, rival terberatnya dalam dua kali kontestasi alias Joko Widodo, sudah tidak bisa lagi maju, karena alasan konstitusi.
Namun faktanya, hasil survei berkata lain. Lewat temuan data terbarunya, SMRC menyebut Prabowo akan terganjal Anies Baswedan bilamana Ganjar Pranowo tidak mendapatkan restu PDIP untuk maju dalam Pilpres 2024.
Advertisement
Pendiri SMRC, Saiful Mujani, mengatakan, Ganjar tidak memiliki status yang kuat di tubuh banteng atau bisa dikatakan Ganjar hanyalah petugas dan kader partai pada umumnya yang tengah mendapat mandat sebagai gubernur saja.
"Ganjar kan bukan ketua partai, ganjar juga bukan kader inti atau lingkaran dari PDIP, Ganjar bukan sekjen dan wakil ketua, Ganjar hanya kader biasa bukan struktur partai," kata Saiful seperti dikutip melalui laman Youtube SMRC TV, Senin (28/2/2022).
Ganjar, sambung Saiful, terganjal rekan separtai yang lebih memiliki power sebagai keturunan trah Soekarno, yakni Puan Maharani. Melihat dari ambisi partai, tampaknya ada keinginan di kalangan PDIP yang ingin kalau Puan yang maju untuk 2024.
"Dari berita yang kita ikuti. Katakanlah Puan maju, mungkin Ganjar maju dari partai lain. Tapi masalahnya apa Ganjar bisa? atau mau menerima lamaran itu?," tanya Saiful.
Saiful menjelaskan, komplikasi Ganjar akan lebih rumit dibanding Anies untuk masalah lamar dilamar partai. Anies Baswedan kemungkinan lebih mudah menerima hal itu ketimbang Ganjar. "Ganjar akan berpikir 2 sampai 3 kali karena keterikatannya dengan PDIP," urai Saiful.
Nasdem dan PKS
Oleh karena itu, Saiful berspekulasi jika Ganjar tidak maju dan partai yang tidak punya tokoh seperti PKS, mungkin akan mencalonkan Anies.
"Ada pula Nasdem yang dugaan saya akan juga memilih Anies. Artinya Nasdem dan PKS akan menjadi modal Anies. Kalau makin menguat kalau anies maju maka jadi lawan kuatnya Prabowo," yakin Saiful.
Sebagai informasi, hasil survei SMRC mengadu dua nama tersebut. Hasilnya, Anies mendulang 37,5% suara responden sedangkan Prabowo 31,8%. Hasil itu diperoleh dari responden yang digolongkan SMRC sebagai pemilih kritis.
Advertisement
Pemilh Kritis
Pemilih kritis adalah mereka yang mempunyai ponsel. Mereka disebut SMRC sebagai pemilih kritis karena dapat mengakses informasi politik lebih banyak daripada yang tidak punya.
Selain itu, target responden survei ini adalah para WNI yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki ponsel. Total responden yang ikut adalah sebanyak 1268 orang dengan metode dilakukan double sampling dan randpm digit dialing (ROD). Margin of Error 2.8% pada tingkat kepercayaan 95%.