Liputan6.com, Jakarta Event Suhartono (32), pria yang doyan membuat onar di kampungnya di Dusun Tirip Desa Sumberurip Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk, ditemukan tewas berlumuran darah pada Minggu (27/2/2022) dini hari. Usut punya usut, ternyat preman kampung itu meninggal usai diamuk massa warga setempat.
Kapolres Nganjuk, AKBP Boy Jeckson membenarkan ihwal kejadian tersebut. Menurut dia sejumlah warga resah lantaran ulah pemuda yang masih pengangguran itu yang sering memalak warga dan pernah dilaprokan hendak memerkosa ibu kandungnya sendiri.
Baca Juga
Advertisement
"Korban yang meninggal dunia usai dikeroyok ini memang dikenal tukang bikin onar dan suka bikin resah. Dia ini sering mabuk-mabukan dan memalak warga untuk beli minuman keras. Bahkan dia ini juga pernah dilaporkan hendak memerkosa ibunya sendiri," jelas Boy, Senin (28/2/2022).
Tak hanya hendak memerkosa ibunya, preman kampung itu juga dilaporkan hendak memerkosa para istri yang tinggal di sekitar rumahnya. Boy menjelaskan bahwa Event Suhartono memang residivis dalam berbagai kasus kriminal seperti pemerkosaan, pencurian dan sejumlah kejahatan lainnya.
"Pria yang tewas ini memang dikenal tukang bukin onar. Dia bahkan ingin memerkosa istri tetangganya," ucapnya.
Kebahagiaan Warga
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Nganjuk, AKP I Gusti Agung Ananta mengatakan bahwa pihak langsung bergerak cepat untuk menyelidiki kasus pengeroyokan preman kampung tersebut. Dia sedikitnya telah mengamankan 8 pelaku pengeroyokan terhadap Event Suhartono.
"Kita amankan 8 pelaku pengeroyokan, dan masih ada 5 orang lagi yang buron," ucapnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara terhadap tubuh korban, ditemukan sejumlah luka bekas hantaman benda tumpul dan sabetan benda tajam. Polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti dari TKP, seperti batu dan senjata tajam yang diduga digunakan warga saat mengeroyok Event Suhartono.
Gusti menuturkan bahwa sejumlah warga mengaku senang usai Event Suhartono tewas. Bagaimana tidak, pemuda berusia 32 itu memang membuat warga sangat resah. Meski begitu, Gusti memsatikan bahwa proses hukum tetap akan diberikan kepada warga yang nekat main hakim sendiri.
"Warga ini memang banyak yang senang karena korban ini meresahkan. Tapi tindakan warga juga salah yang main hakim sendiri secara bersama-sama. Proses hukum tetap harus jalan," ucapnya.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement