Liputan6.com, Jakarta Setelah dokumenter Netflix The Tinder Swindler rilis, nama Simon Leviev mendadak jadi sorotan publik sedunia. Berbekal gaya hidup kelas jet set dan nama yang telah diganti dari aslinya, Shimon Hayut, ia memperdaya sejumlah wanita yang rela menyerahkan kekayaannya demi pria ini.
Kini ia menghadapi konsekuensi lain. Klan Leviev, keluarga yang nama belakangnya ia gunakan saat berkenalan dengan para wanita ini, menuntutnya.
Dilansir dari People, Selasa (1/3/2022), Simon dituntut pengusaha berlian Lev Leviev dan keluarganya senilai jutaan dolar AS.
Tuntutan ini didaftarkan ke pengadilan Tel Aviv, Israel. Pengacara keluarga Lev Leviev menyatakan tindakan legal ini hanya permulaan dan banyak gugatan lain.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dapat Keuntungan
Tuduhan yang dikenakan kepada Simon adalah meniru mereka, dan secara tak adil memperkaya diri dengan menggunakan nama belakang Leviev.
"Dalam waktu yang lama ia telah membuat pengakuan secara palsu sebagai salah satu putra Lev Leviev dan menerima sejumlah keuntungan (termasuk secara materi)," begitu petikan isi dokumen pengadilan.
Advertisement
Licik
Keluarga Leviev menuduh Shimon Hayut dengan licik demi keuntungan pribadi. "Menggunakan kata-kata palsu, mengklaim jadi salah seorang anggota keluarga Leviev, dan pihak keluarga menanggung akibatnya," begitu petikan isi dokumen.
Dituding Penipu
Chagit Leviev, putri dan pewaris keluarga tajir melintir ini, juga telah mengeluarkan pernyataan pribadinya. Ia menyebut pria tersebut sebagai "penipu yang mencuri identitas keluarga kami dan mencoba memanfaatkan nama baik kami untuk menipu korban hingga jutaan dolar."
Advertisement
Lega Telah Diekspos
"Dia tak punya hubungan apa pun dengan keluarga Leviev, atau afiliasi apa pun dengan LLD Diamonds. Aku lega karena identitasnya yang asli dan juga aksinya telah diekspos secara global, dan kuharap ini adalah akhir dari tindakan jahatnya," tutur Chagit Leviev.