Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang mudah terdistraksi dengan lingkungan sekitar saat sedang konsentrasi? Sebenarnya sudah menjadi sifat alami manusia mudah terdistraksi atau teralihkan. Apa penyebabnya?
Terkadang gangguan yang menyebabkan distraksi itu berguna. Gerakan atau suara yang tiba-tuba memicu refleks, otomatis membuat Anda melihatnya.
Advertisement
Dalam bukunya The Science of Living, Dr Stuart Farrimond, seorang dokter yang juga penulis buku kesehatan, menjelaskan dulu nenek moyang kita itu membutuhkan refleks instan sebagai respons distraksi perhatian dari potensi predator di semak-semak.
“Tidak ada yang bisa mematikan refleks penyelamat hidup ini, jadi itu sebabnya Anda perlu menonaktifkan notifikasi,” jelas Farrimond.
Apabila terdengar notifikasi, Farrimond menyarankan untuk tidak mengecek notifikasi tersebut. Saat Anda konsentrasi penuh, tiba-tiba terdistraksi maka akan mengaktifkan jaringan otak yang lain. Anda akan terdistraksi sekitar 30 detik. Untuk konsentrasi lagi, Anda membutuhkan waktu 25 menit.
Guna Distraksi
Menurut Farrimond distraksi berguna untuk menghindari bahaya sehari-hari, sambil mencontohkan seorang pengemudi yang sembrono.
Namun, saat bekerja di depan layar yang terus berubah tidak begitu banyak mengalami reflek dari distraksi.
Pekerjaan yang monoton dan berulang, seperti pekerjaan lini produksi atau entri data, dapat menidurkan otak ke dalam keadaan jaringan mode default.
“Sedikit rangsangan, seperti musik atau menggambar orat-oret di meja Anda, seringkali cukup untuk mengaktifkan kembali jaringan lain dan mencegah pikiran mengembara terlalu jauh, sehingga kita tidak melewatkan sesuatu yang penting,”imbuh Farrimond.
Pada ruang kerja terbuka yang banyak gangguan visual dan suara yang terus-menerus, kata Farrimond, bisa mengaktifkan jaringan "menonton" (salience) di otak. Ini menyebabkan jaringan "berkonsentrasi" (kontrol eksekutif) Anda menjadi stop dan start.
Untuk itu, Anda perlu mengasingkan diri di pojokan atau bilik pribadi untuk meminimalkan gangguan.
Advertisement