Turis Asing Bebas Karantina Bisa Jadi Blunder, Waspada!

Pengamat menilai wacana pembebasan karantina bagi wisatawan mancanegara akan jadi kebijakan yang blunder.

oleh Arief Rahman H diperbarui 01 Mar 2022, 18:45 WIB
Seorang turis Rusia tiba di Bandara Internasional Bali, Jumat (4/2/2022). Bali kembali dibuka untuk pelancong asing dari semua negara setelah penerbangan internasional dilanjutkan untuk pertama kalinya dalam dua tahun, tapi pengunjung tetap wajib karantina. (AP Photo/Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat menilai wacana pembebasan karantina bagi wisatawan mancanegara akan jadi kebijakan yang blunder. Pasalnya, jumlah karantina tak bisa jadi kunci mendorong tingkat kunjungan wisata.

Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Nailul Huda menyebut pembebasan karantina bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dikhawatirkan meningkatkan sebaran kasus.

"Dari sisi wisman, pembebasan karantina saya rasa bisa menjadi blunder ketika kasus naik kembali dan menurunkan lagi pariwisata dari domestik. Saya rasa saat ini perlu karantina sembari mendorong pariwisata dari wisawatan domestik," kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (1/3/2022).

Diketahui, sebelumnya Menteri Kooridnator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut akan mulai uji coba PPLN tanpa karantina di Bali. Ini jadi salah satu langkah pemerintah mendorong minat pariwisata ke tanah air.

Menurut data yang dimilikinya, Bali jadi wilayah yang paling terdampak pandemi. Alasannya, kegiatan pariwisata tak bergerak leluasa akibat berbagai pembatasan

"Pada Q4 2021 meskipun pengetatan mobilitas dilonggarkan namun ancaman omicorn nampaknya membuat masyarakat masih enggan berwisata utamanya ke Bali karena faktor 'wisman asing' yang kerap dicap sebagai pembawa virus omicorn. Adanya karantina maupun travel bubble saya rasa belum meningkatkan permintaan pariwisata," terangnya.

Ia menilai dalam mendorong pariwisata itu perlu memperhatikan faktor-faktor lainnya. Misalnya, laju kasus positif covid-19 di Bali atau daerah wisata lain. Hal ini, kata Huda sangat berperan dalam memengaruhi keinginan masyarakat berwisata.

Husa mengamini kondisi Bali masih belum bangun akibat dampak pandemi. Pada kuartal IV 2021, pertumbuhan ekononi Bali hanya tumbuh 0,51 persen. Sedangkan pada kuartal sebelumnya terkontraksi meski secara nasional tumbuh positif.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Wisatawan Domestik

Anak-anak berjalan dengan papan selancar mereka di pantai Kuta di pulau resor Bali (4/10/2021). Pemerintah akan menyiapkan hotel-hotel yang dipersiapkan untuk karantina. (AFP/Sony Tumbelaka)

Lebih lanjut, Huda menuturkan pemerintah lebih baik konsentrasi terlebih dahulu pada wisatawan domestik. Alasannya, wisatawan domestik ini juga sedang gencar berwidata.

"Ini kan sudah mulai nanjak lagi permintaan pariwisata tp memang dari domestik. Contohnya puncak yang kemarin macet," kata dia.

Malahan, kata dia, wisatawan domestik pun tak kalah dengan wisatawan mancanegara, apalagi terkait multiplier effect yang diciptakan. Harapannya, semakin meningkatnya wisatawan domestik, akan memperkuat peetumbuhan ekonomi.

"Wisatawan domestik ini bisa menjadi pemicu pemulihan sektor ekonomi. Ketika wisatawan mancanegara dilarang masuk karena kekhawatiran membawa virus, maka kita menggenjot wisatawan domestik. Toh ya wisatawan domestik juga bisa menggenjot perekonomian karena muliplier effectnya besar," tutur dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya