6 Fakta Menarik tentang Anakan Komodo yang Baru Menetas

Februari hingga April setiap tahunnya adalah waktu khusus bagi telur-telur komodo untuk menetas keluar dari sarangnya.

oleh Putu Elmira diperbarui 01 Mar 2022, 22:02 WIB
Anak komodo yang menetas di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Anakan komodo akan banyak bermunculan di kawasan Taman Nasional Komodo mulai Februari hingga April setiap tahunnya. Periode ini adalah waktu khusus bagi telur-telur komodo untuk menetas keluar dari sarangnya.

Ada sederet fakta terkait anakan komodo yang baru menetas. Informasi tersebut dibagikan melalui unggahan di akun Instagram resmi Balai Taman Nasional Komodo pada 20 Februari lalu.

Lantas, apa saja fakta menarik yang merujuk dari referensi ilmiah ini? Yuk, simak rangkuman selengkapnya berikut ini.

1. Telur komodo

Induk biawak komodo menghasilkan telur sebanyak 20--38 butir. (Jessop, T.S., Imamsyah, M.J., Purwadana, D., et al. (2007). Lalu, berdasarkan penelitian Auffenberg, 1981, inkubasi telur biawak komodo di sarang berkisar 220--245 hari peneluran. Rata-rata jumlah telur dalam satu sarang mencapa 18,7 butir.

2. Bobot tubuh

Anakan (neonate) biawak komodi memiliki bobot tubuh mencapai 95,2 gram. Bobot ini 50 kali lebih berat dibanding dengan anakan pygmy goannas yang hanya berbobot 1,9 gram. (Auffenberg, 1981).

Ukuran tubuh neonate komodo mencapai panjang kurang lebih 40 cm. Anakan komodo memiliki warna lebih cerah dengan kombinasi hitam bercampur dengan corak kuning dan jingga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


3. Tak dijaga induk

Komodo berkeliaran di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, NTT, Minggu (14/10). Pulau Rinca dapat dijangkau selama dua jam dari Labuan Bajo dengan menggunakan perahu kayu. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Kebanyakan spesies biawak tidak memberikan perlindungan jangka panjang bagi sarangnya, menurut King and Green, 1993. Namun berbeda dengan induk biawak komodo yang menjaga sarang selama 2--3 bulan setelah peneluran, menurut Ciofi dalam Murphy, J.B., Ciofi, C., de La Panouse, C., & Walsh, T. (Eds). (2015).

Induk biawak komodo tak mengasuh anak seperti satwa liar lain. Anakan komodo harus bertahan hidup di alam liar sejak dini.


4. Hidup semi-arboreal

Guide taman nasional memantau komodo di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, NTT, Minggu (14/10). Pulau Rinca yang merupakan zona inti Taman Nasional Komodo. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Anakan komodo menjalani hidup semi-arboreal di atas pohon selama kurang lebih lima tahun pertama masa hidup. Sejak pertama muncul di permukaan tanah, anakan komodo akan segera memanjat pohon dan berkamuflase menghindari predator, seperti elang, ular, atau komodo dewasa berukuran lebih besar.


5. Tak selalu dimangsa

Guide taman nasional berinteraksi dengan seekor komodo di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo, NTT, Minggu (14/10). Pulau Rinca dihuni lebih dari 1.500 ekor komodo. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Beberapa spesies satwa liar menunjukkan perilaku kanibalisme memangsa anakan ataupun telur sesama jenis jenisnya, termasuk pada biawak komodo, menurut Auffenberg, 1981. Namun hal ini tidak selalu bahwa induk biawak komodo akan memangsa anakannya.

6. Sarang komodo

Sarang komodo memiliki kedalaman mencapai 2,5 meter, tinggi 1,5 meter, dan diameter 5--6 meter. Ada tiga tipe sarang komodo, yakni sarang gundukan, sarang tanah, dan sarang tebing.


Infografis Komodo dan Proyek Jurassic Park

Infografis Komodo dan Proyek Jurassic Park. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya