6 Fakta Menarik Pasaman Barat, Daerah Penghasil Jagung yang Punya Gunung Bertelaga Mitos

Kabupaten Pasaman Barat adalah pemasok jagung, sekitar 40 persen dari produksi di seluruh Sumatra Barat.

oleh Henry diperbarui 02 Mar 2022, 08:30 WIB
Pebalap Pishgaman Giant Team, Arvin Moazemi Goudarzi, saat melewati Embun Tanai, Kab. Agam di Etape 8 Tour de Singkarak 2015 Pasaman Barat-Lawang Park, Kabupaten Agam, Sabtu (10/10/2015). (Bola.com/Arief Bagus)

Liputan6.com, Jakarta - Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatra Barat yang beribu kota di Simpang Ampek. Daerah ini dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003.

Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu dari tiga kabupaten hasil pemekaran di Provinsi Sumatra Barat, berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan dan Pasaman Barat. Luas wilayahnya mencapai 3.864,02 km persegi.

Jumlah penduduk pada 2021 mencapai 436.298 jiwa. Administrasi pemerintahannya meliputi 11 (sebelas) kecamatan dan 19 nagari atau desa. Pada 25 Februari 2022 sekitar pukul 08.29 WIB, gempa terjadi di kawasan ini. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa tersebut berkekuatan magnitudo 6,2.

Secara umum, topografi daerah Kabupaten Pasaman Barat adalah datar dan sedikit bergelombang, sedangkan daerah bukit dan bergunung hanya terdapat di Kecamatan Talamau dan Gunung Tuleh. Ketinggian daerah bervariasi dari 0 sampai 913 meter di atas permukaan laut.

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Pasaman Barat. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Pasaman Barat yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Ratusan Sungai

Kabupaten Pasaman Barat memiliki lebih dari 100 sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil yang berpola dendritik atau menyerupai struktur pohon. Banyaknya sungai yang mengalir di wilayah ini menimbulkan potensi kerentanan terhadap banjir/genangan.

Beberapa Sungai yang melewati kawasan ini di antaranya Sungai Batang Pasaman, Sungai Batang Kapar, Sungai Batang Batahan, dan Sungai Air Salak. Sungai-sungai ini sebagian besar berhulu di Gunung Pasaman dan Gunung Talamau.


2. Penghasil Jagung

Ilustrasi Jagung (pixabay.com)

Kabupaten ini berpeluang menjadi kabupaten jagung seperti halnya yang diraih Provinsi Gorontalo. Alasannya, Pasaman Barat termasuk salah satu daerah sentra jagung dengan luas areal pertanaman jagung seluas 20.000 hektare per tahun, dari potensi seluas 30.000 hektare per tahun.

Dari jumlah tersebut, 15.000 hektare di antaranya sudah ditanami jagung hibrida. Pada 2000, telah dimulai penanaman jagung hibrida Pioneer seluas 1.000 hektare. Pada 2004, luas lahan tanam jagung melonjak secara fantastis hingga 12 kali lipat hingga mencapai 12.000 hektare.

Untuk mengantisipasi peningkatan jumlah produksi akibat apresiasi petani jagung di Pasaman Barat, pemerintah menyediakan infrastruktur pendukung berupa mesin pemipil, mesin pengering dan pergudangan (silo). Hal ini dimaksudkan agar petani mendapatkan pelayanan pascaproduksi agar, saat panen, jagungnya tetap berkualitas tinggi. Kabupaten Pasaman Barat adalah pemasok jagung sekitar 40 persen dari produksi di seluruh Sumatra Barat.


3. Suku Pasaman Barat

BKSDA Resor Pasaman melakukan penelusuran di Sungai Batang Pasaman, Sumatera Barat. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Pasaman Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Mandailing Natal di Sumatra Utara. Letak geografis ini membuat masyarakat di Simpang Ampek sangat heterogen.

Lima suku utama adalah Minang dan Melayu Pesisir sebagai penduduk lokal, warga Batak Toba dan Batak Mandailing yang datang dari Sumatra Utara serta Jawa yang datang sebagai transmigran. Pasaman Barat merupakan daerah transmigran yang pertama di Sumatra Barat


4. Simpang Ampek

Para pebalap saat melewati perkebunan sawit di daerah Bawan, Kab. Agam di Etape 8 Tour de Singkarak 2015 dari Simpang Ampek, Pasaman Barat menuju Lawang Park, Kabupaten Agam, Sabtu (10/10/2015). (Bola.com/Arief Bagus)

Sesuai namanya, Simpang Ampek mempunyai empat persimpangan penting di pusat kotanya, yakni ke arah utara menuju Sungai Beremas, ke arah barat menuju Sasak, ke arah timur menuju Panti sekaligus dapat terus ke Lubuk Sikaping, dan ke arah selatan menuju Bawan yang juga dapat terus ke Lubuk Basung.

Di tengah persimpangan tersebut berdiri Tugu Tigo Tungku Sajarangan, yang menjadi landmark kota ini. Simpang Ampek memiliki pertumbuhan lebih tinggi dibanding wilayah lain di Kabupaten Pasaman Barat. Simpang Empat mempunyai fungsi dan peran penting dalam konteks pelayanan terutama ketersediaan akses di sektor jasa.


5. Kuliner khas Pasaman Barat

Rendang Lokan. (dok.Instagram @dapoerumiq)

Rasanya hampir seluruh penduduk di Indonesia menyukai cita rasa masakan Minang, tak terkecuali makanan khas Pasaman Barat dan Simpang Ampek yang nikmat dan terasa rempahnya. Salah satunya adalah Lele Asap yang cukup populer dibawa sebagai oleh–oleh

Lele Asap dibuat dari ikan lele air tawar yang biasanya hidup di rawa dan dibudidayakan.Lele tersebut kemudian melalui proses pengasapan yang biasanya berlangsung selama dua hari. Ada pula Panngang Pacak yang berbahan dasar ikan yang dibumbui dan diolah dengan cara dipacak. Pacak berasal dari bahasa Tapanuli Tengah yang berarti menepuk-nepuk ikan.

Lalu, ada Gulau Langkitang Lado Kutu yang merupakan gulai siput yang rasanya gurih pedas dan dimasak bersama dengan santan serta bumbu rempah khas Minang. Makanan ini berbahan dasar siput sawah yang biasanya berbentuk memanjang dan berwarna hitam. Kuliner khas lainnya ada Rendang Lokan, Gulai Sabo, Gulai Hiu dan camilan jagung.


6. Gunung Talamau

Gunung Talamau di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat. foto: Instagram @rudi.wr

Gunung Talamau merupakan satu dari beberapa gunung yang mempunyai panorama alam yang menarik di Minangkabau. Dengan ketinggian 2.982 mdpl menjadikan gunung tersebut sebagai puncak tertinggi di wilayah Sumatra Barat.

Gunung Talamau dapat didaki dari Desa Pinaga. Puncak gunung ini unik karena memiliki banyak telaga. Menurut legenda, jumlah telaga tersebut selalu berbeda-beda dan tidak selalu sama setiap dijumpai para pendaki. Jumlah yang umum terlihat adalah 13 telaga.

Gunung Talamau berdekatan sekali dengan Gunung Pasaman hanya dipisahkan oleh sebuah sungai. Dari daerah puncak Gunung Talamau, wisatawan dapat melihat dengan jelas puncak Gunung Pasaman atau dikenal juga sebagai Puncak Rajo Imbang Langik yaitu nama seorang raja yang pernah bertahta di Pasaman pada masa silam.


4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya