Presiden Ukraina: Rusia Lakukan Kejahatan Perang

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga meminta bantuan dunia melawan invasi Rusia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 02 Mar 2022, 07:13 WIB
Seorang prajurit Ukraina membetulkan patung penuh peluru dari Presiden Rusia Vladimir Putin, selama wawancara media di posisi garis depan di wilayah Luhansk, Ukraina timur, Selasa (1/2/2022). Situasi di Ukraina masih bergejolak akibat potensi invasi Rusia. (AP Photo/Vadim Ghirda)

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam serangan Rusia di kota Kharkiv sebagai tindakan "kejahatan perang." Rusia baru-baru ini melakukan serangan mematikan ke alun-alun pusat kota Kharkiv.

Akibat serangan itu, sudah ada 10 tewas dinyatakan tewas dan 25 lainnya terluka, menurut laporan BBC, Rabu (2/3/2022).

Serangan juga dilakukan di menara TV yang berlokasi di Kyiv.

Zelensky lantas meminta agar komunitas internasional serius untuk turun tangan melawan serangan Rusia. Ia berkata percuma bila selama 80 tahun dunia menyatakan tidak ingin perang lagi apabila mengabaikan Ukraina

"Kepada dunia: apa tujuannya mengatakan 'jangan pernah lagi' selama 80 tahun jika dunia tetap diam saja ketika sebuah bom jatuh di tempat yang sama seperti Babyn Yar? Setidaknya lima orang meninggal. Sejarah berulang," ujar Zelensky via Twitter.

Babyn Yar adalah lokasi di Ukraina yang menjadi lokasi pembantaian massal pasukan Nazi terhadap orang-orang Yahudi.

Presiden Volodymyr Zelensky juga sudah resmi mendaftar untuk masuk Uni Eropa yang menandakan sinyal jelas bahwa Ukraina semakin bersebarangan dengan Rusia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dapat Kiriman Senjata

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berada di garda depan dalam tempat perlindungan di bagian timur Ukraina yang berkonflik. (Ukrainian Presidential Press Office via AP, File)

Presiden Zelensky turut mengapreasi bantuan berupa senjata yang diberikan oleh negara-negara anggota Uni Eropa. Kiriman itu dianggap sebagai simbol kebersamaan. 

"Tanpa kalian, Ukraina akan sendirian," ujarnya dalam pidato ke parlemen. "Kita telah membuktikan kekuatan kita."

Salah satu negara yang mengirim senjata ke Ukraina adalah Prancis. Presiden Emmanuel Macron. Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin, turun memerintahkan pengiriman senjata dan amunisi kepada Ukraina. 

Dari luar Eropa, Taiwan juga mengirim bantuan medis, dan Kanada juga ikut mengirim senjata.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya