Liputan6.com, Jakarta - Bagi umat Katolik, perayaan Rabu Abu yakni hari pertama Prapaskah, terjadi enam setengah minggu sebelum Paskah (antara 4 Februari dan 11 Maret, tergantung pada tanggal Paskah).
Dilansir laman Britannica, Rabu (2/3/2022), Rabu Abu bukan hanya sekadar sebagai tanda permulaan masa Prapaskah, tapi peringatan khusyuk kematian manusia dan perlunya rekonsiliasi dengan Tuhan dan menandai awal dari masa Prapaskah yang penuh penyesalan. Hal ini biasanya dihayati dengan abu dan puasa.
Advertisement
Lamanya perayaan Prapaskah bervariasi, tetapi biasanya dimulai 6 minggu (42 hari) sebelum Paskah. Ini memberikan puasa hanya 36 hari (tidak termasuk hari Minggu).
Secara tradisional, gereja membakar pohon palem dari kebaktian Minggu Palma tahun sebelumnya untuk membuat abu upacara gereja.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Makna Abu
Abu memiliki makna alkitabiah sebagai sarana untuk mengungkapkan kesedihan, baik dalam arti berkabung maupun dalam mengungkapkan kesedihan atas dosa dan kesalahan.
Sejak awal, umat Katolik telah menggunakannya sebagai tanda pertobatan, dengan penggunaannya sekitar awal Prapaskah didirikan pada awal abad pertengahan.
Gerakan itu disertai dengan kata-kata "Bertobatlah, dan percayalah pada Injil," atau "Ingatlah bahwa kamu adalah debu, dan kamu akan kembali menjadi debu", frasa yang dirancang untuk mengingatkan manusia tentang kebutuhan untuk bertobat.
Advertisement