Deretan Kripto Ini Berpotensi Melemah pada Pekan Pertama Maret 2022

Berikut daftar kripto yang berpotensi melemah selama pekan pertama Maret 2022.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Mar 2022, 18:06 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari terakhir, market kripto menunjukkan performa apik karena masih bertahan di zona hijau meski berada di tengah kondisi Geopolitik Rusia-Ukraina yang kian memanas. 

Meskipun begitu, investor masih perlu waspada karena pergerakan kripto jajaran teratas yang terus berada di zona hijau tidak menjamin kondisi tersebut bertahan lama. Justru, ada potensi untuk terjadi bull trap. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengungkapkan, di tengah kondisi pasar yang dianggap mulai pulih, ada beberapa kripto yang perlu diperhatikan karena berpotensi melemah selama pekan pertama Maret 2022. Berikut daftar kripto yang berpotensi melemah menurut Afid. 

1. UMA (UMA)

UMA atau Universal Market Access adalah protokol untuk pembuatan aset synthetic berdasarkan blockchain Ethereum. UMA secara khusus memungkinkan penggunanya untuk merancang dan membuat kontrak keuangan yang dijalankan sendiri dan ditegakkan sendiri yang dijamin dengan insentif ekonomi dan menjalankannya di blockchain Ethereum. 

Menurut Afid, UMA dapat tenggelam di bawah dukungan utamanya untuk mendekati titik rendah. Dari analisis teknikal UMA mungkinkan akan alami penurunan sekitar 13 persen. 

"UMA sudah dalam kondisi hampir 100 persen overbought, sehingga investor disarankan untuk waspada karena harga sewaktu-waktu bisa menukik ke bawah alias turun," kata Afid.

2. Bitcoin Standard Hashrate Token (BTCST)

BTCST adalah adalah aset sintetis yang memperoleh nilainya dari sebagian kekuatan hash penambangan Bitcoin. Setiap BTCST saat ini mewakili 0,1 TH/detik daya penambangan dan mengumpulkan arus kas nyata dari penambangan Bitcoin. 

Afid melihat dari analisis teknikal BTCST sudah berpotensi bearish. Pola BTCST memiliki kesamaan dengan UMA yang sudah overbought, suatu kondisi di mana harga kripto sudah mengalami kenaikan signifikan dan mencapai titik jenuh karena aktivitas pembelian yang cukup besar. 

"Pada titik ini, arus beli semakin tipis dan harga BTCST sulit mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Kondisi overbought bukan berarti harganya akan anjlok drastis, tetapi akan ada sedikit koreksi, namun akan kembali turun sekitar 20 persen," ujar Afid.

3. Bitcoin UP (BTCUP)

Bitcoin UP (BTCUP) belum bisa keluar dari masa bearish-nya. Menurut Afid, penurunan BTCUP berpengaruh pada pergerakan Bitcoin. BTCUP ini menggunakan leverage dan benar-benar memakai harga spot. 

"Pergerakan BTC sendiri belum sepenuhnya rebound dan masih berpotensi alami penurunan. Sejalan dengan itu BTCUP juga punya peluang yang sama, apalagi sudah menunjukan pola reverse cup and handle. Grafiknya menunjukkan sinyal bearish yang mengindikasikan tren penurunan harga," ujar dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Waves-API3

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

4. Waves (WAVES)

Waves adalah sebuah platform blockchain dengan banyak kegunaan yang mendukung berbagai use case, termasuk decentralized application (DApp) dan juga smart contract. Selain itu, token ini juga dirancang untuk memudahkan para pengguna dalam membuat dan meluncurkan token kripto sesuai yang diinginkan pengguna. 

WAVES diperkirakan akan alami penurunan nilai pada pekan ini. Menurut Afid, penyebabnya adalah tidak ada pemberitaan dan fitur terbaru yang dirilis Waves. Dari analisis teknikalnya juga terlihat potensi penurunan sekitar 13-16 persen.

5. API3 (API3)

Afid menjelaskan token API3 senasib dengan BTCUP. API3 belum bisa keluar dari level support-nya. Kondisi token ini juga mengalami overbought, sehingga mengindikasikan bahwa harga API3 sulit bergerak naik lebih tinggi dalam jangka pendek.

"API3 sudah overbought dengan kenaikan nilai yang tinggi sebelumnya, sehingga memungkinkan masuk fase bearish. Penurunan bisa sampai kisaran 15-17 persen," tutur Afid. 

API3 adalah token Ethereum yang digunakan untuk mendukung project API3 yang dapat masuk staking untuk menerima reward dan berfungsi sebagai jaminan untuk menjamin keamanan dalam jaringan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya