Konflik Rusia-Ukraina, SBY: Pemimpin Dunia Harus Cegah Perang Nuklir dan Perang Dunia 3

Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bicara soal perang antara Rusia dan Ukraina. Menurut dia, pemimpin dunia dan politik harus melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya perang nuklir serta perang dunia ketiga.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 02 Mar 2022, 18:21 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menggelar jumpa pers di Cikeas, Bogor, Rabu (2/11). Presiden ke-6 RI itu menyampaikan tanggapannya terkait berbagai isu nasional, keamanan dan politik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bicara soal perang antara Rusia dan Ukraina. Menurut dia, pemimpin dunia dan politik harus melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya perang nuklir serta perang dunia ketiga.

Dia mengatakan seberapa panas dan eskalatifnya geopolitik di kawasan Eropa, ada 2 hal besar yang bersifat 'NO GO'. Pertama, jangan sampai perang ini mengarah ke peperangan dunia. Kedua, jangan pernah berpikir dan berniat untuk gunakan senjata nuklir, dari pihak manapun.

"Para pemimpin dunia, terutama para pemimpin politik, harus “do something” untuk cegah “2 No Go” tersebut. Ini sudah “beyond politics”, tetapi sebuah kewajiban moral tertinggi. Pembiaran bukanlah opsi yang bisa diterima," jelas SBY dikutip dari akun twitter resminya @SBYudhoyono, Rabu (2/3/2022).

"Bangsa-bangsa sedunia juga harus bersuara dan mendukung para pemimpin mereka untuk “bersatu” dan mencegah terjadinya malapetaka besar yang tak pernah kita bayangkan bersama," sambungnya.

Dia menyampaikan hingga kini, dunia berhasil untuk mencegah terjadinya perang nuklir dan perang dunia ketiga. SBY berharap semua pihak mencegah bumi yang menjadi tempat tinggal manusia hancur akibat perang.

"Jangan sampai upaya besar selama 70 tahun lebih ini sia-sia belaka. Mari cegah kehancuran kehidupan di muka bumi kita," ucapnya.


Peluang Diselesaikan Secara Politik

Pandangan umum menunjukkan balai kota Kharkiv yang rusak dan hancur akibat penembakan pasukan Rusia pada 1 Maret 2022. Alun-alun pusat kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, ditembaki oleh pasukan Rusia -- menghantam gedung pemerintahan lokal -- kata gubernur Oleg Sinegubov. (Sergey BOBOK / AFP)

Kendati begitu, SBY menuturkan tidak ada yang tahu percis bagaimana akhir dari perang di Ukraina. Dia menilai sangat terbuka perang yang terjadi saat ini diselesaikan dengan cara politik.

"Memang benar perang adalah kelanjutan dari politik dengan cara lain. Tetapi, setiap perang, betapapun dahsyatnya, selalu terbuka peluang (window of opportunity) untuk diakhiri secara politik. Semoga terbuka peluang itu," tutur SBY.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya