Liputan6.com, Jakarta - Pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina berdampak pada banyak sektor, termasuk pariwisata. Meski begitu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan pemerintah tidak menutup pintu bagi wisatawan mancanegara (wisman) dari kedua negara tersebut untuk berwisata di Indonesia.
Menurut Sandiaga, kedua negara itu menyumbang angka pergerakan turis asing dan devisa yang tinggi. Bali menjadi destinasi favorit para wisman dari Rusia maupun Ukraina. Pria yang biasa disapa Sandi ini mengatakan, Rusia dan Ukraina merupakan pasar yang sangat potensial bagi sektor pariwisata di Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
Kemenparekraf sedang menggarap pasar kedua negara tersebut, karena selama ini permintaan wisman dari Rusia dan Ukraina untuk berlibur ke Bali memiliki prospek yang baik, dari segi kategori lama tinggal maupun kualitas belanja. Mereka biasanya tinggal dalam waktu cukup lama dan cukup banyak berbelanja.
"Namun tentunya konflik Rusia dan Ukraina ini akan mempengaruhi dari segi schedule (jadwal) maupun juga dari segi kepastian dan keamanan para wisatawan," ucap Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Selasa, 1 Maret 2022.
Kemenparekraf saat ini sedang mengurus rencana penerbangan langsung dari Moskow, Rusia, ke Denpasar, Bali. Hal ini dilakukam agar lebih banyak lagi wisman yang berkunjung ke Bali,
"Ini semua akan kita evaluasi hari ke hari," kata Sandi. Kemeparekraf juga sudah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri yang telah menyatakan agar pemulihan pariwisata Indonesia tak terganggu konflik Rusia dan Ukraina.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Turis Australia
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rizki Handayani, menambahkan, pihaknya tetap memprioritaskan negara-negara yang tak terdampak konflik. Contohnya, Australia yang masih menjadi pasar utama Bali.
"Jadi ini (Australia) yang mungkin jadi prioritas Kemenparekraf kalau kita bicara wisman untuk Bali, karena kita memang buka Bali dulu. Selain itu Australia juga sangat dekat dengan Bali dan mereka sebelum pandemi banyak yang datang ke Bali," tutur Rizki.
Advertisement
Jumlah Wisman
Rizki mengatakan, saat ini Australia sudah membuka perbatasannya untuk kunjungan turis asing. Di sisi lain, ada banyak sekali permintaan wisata dari negara tersebut yang menjadi prioritas bagi Kemenparekraf, terutama untuk pasar wisman di Bali.
Sejak Bali membuka kembali perjalanan internasional, tercatat lebih dari 1.600 wisman berlibur di Bali dan lebih dari 50 persen di antaranya memilih untuk melakukan karantina bubble. Sandi menyebutkan, berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenko Marves, rata-rata harga kamar yang dipilih wisman ini berada di atas Rp3 juta. Artinya, ada pemasukan yang cukup besar untuk industri hotel di Bali.
Bebas Karantina
"Sebagian besar wisman memilih hotel bubble dengan rata-rata harga kamar per malamnya mencapai Rp3 juta. Rusia, Australia, Prancis, Amerika dan Belanda mendominasi wisman yang datang ke Bali," terangnya.
Mulai 14 Maret 2022, pemerintah berencana menguji coba bebas karantina bagi PPLN yang mendarat di Bali. Langkah ini diambil setelah Pulau Dewata menerima kembali kedatangan wisman sejak 4 Februari 2022. Jika uji coba bebas karantina di Bali berjalan sukses, kebijakan serupa mungkin bisa diterapkan di wilayah lain di Indonesia mulai 1 April 2022 atau lebih cepat.
Advertisement