Liputan6.com, Jakarta Kenaikan harga minyak mentah dunia telah menembus USD 110 per barel pada Rabu (2/3/2022) kemarin. Itu terungkit salah satunya berkat konflik Rusia-Ukraina yang semakin memanas.
Harga minyak mentah dunia ini jadi yang tertinggi sejak 2014, dimana rata-rata mencapai USD 93,17 per barel.
Advertisement
Kendati begitu, PT Pertamina (Persero) memastikan stok energi nasional tetap terpenuhi di tengah melambungnya harga minyak dunia dan perang Rusia vs Ukraina.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, perseroan terus mencermati kenaikan harga minyak mentah dunia dan dampak-dampak strategisnya.
Namun yang pasti, Pertamina berupaya menjaga pasokan BBM dan LPG nasional, menjamin distribusi BBM dan LPG tersebut sampai ke seluruh masyarakat Indonesia, serta memastikan keberlanjutan ekosistem energi nasional di tengah tantangan harga minyak mentah dunia yang terus melambung ini.
"Kegiatan operasional Pertamina dari hulu, kilang sampai hilir, tetap berjalan dengan baik untuk menjaga ketahanan energi nasional," ujar Fajriyah, Kamis (3/3/2022).
Pesan Jokowi
Menurut dia, dengan upaya ini, maka Pertamina memastikan ekosistem migas nasional juga dapat berjalan dengan baik agar terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dengan dukungan stakeholder, Pertamina akan terus meningkatkan kinerja menghadapi tantangan dinamika energi global dan transisi energi dunia agar menjamin ketahanan dan kemandirian energi nasional yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi pasca pandemi Covid-19," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat memperingatkan, kenaikan harga minyak dunia harus terus diwaspadai untuk mencegah terjadinya kelangkaan energi.
"Kelangkaan energi. Dulu sebelum perang harganya naik karena kelangkaan. Ditambah perang (harganya) naik lagi. Sekarang harga per barel sudah di atas USD 100 yang sebelumnya hanya USD 50-60," ujar Jokowi.
Advertisement