Liputan6.com, Jakarta Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menyatakan, tren kenaikan harga minyak dunia dalam beberapa waktu terakhir bisa menimbulkan ketidakpastian ekonomi global.
Mamit menyebut, terus melambungnya harga minyak dunia ini disebabkan pertumbuhan ekonomi global pasca pandemi Covid-19. Selain itu, kenaikan ini dipengaruhi masih ketatnya penambahan produksi oleh kartel minyak OPEC+.
Advertisement
"Apalagi, Rusia sebagai anggota OPEC+ saat ini sedang berkonflik. Hal ini bisa menimbulkan ketidakpastian pasokan dan pertumbuhan ekonomi secara global," imbuh Mamit di Jakarta, Kamis (3/3/2022).
Dia mencatat, sepanjang 2020, konsumsi minyak dunia hanya 88.5 juta barrel per hari, sedangkan di tahun 2021 meningkat terjadi peningkatan yang signifikan ke 96.2 juta per hari.
Tahun 2022 ini, konsumsi minyak dunia di harapkan mencapai 99.53 juta BOPD menyamai konsumsi di tahun 2019 sebelum pandemi terjadi.
Hal ini membuat harga minyak dunia sepanjang 2021 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tercatat, sepajang 2021 kenaikan minyak dunia mencapai 69,5 persen dibandingkan tahun 2020.
"Begitu juga memasuki awal tahun 2022 ini. Harga minyak dunia terus mengalami peningkatkan yang cukup signifikan," urainya.
Ongkos Produksi BBM dan LPG Naik
Mamit menyampaikan, dengan kenaikan harga minyak dunia saat ini maka bisa dipastikan ongkos produksi produk energi seperti BBM dan LPG akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Hal ini akan diikuti dengan kenaikan produk-produk lain karena BBM dan LPG sebagai sumber energi primer untuk produk lain.
"Jadi kita harus bersiap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat ketidakpastian global saat ini," pungkas Mamit.
Advertisement