Liputan6.com, Pasaman Barat - Korban terdampak gempa Pasaman Barat, Sumatera Barat yang mengungsi di sejumlah titik di daerah itu mulai terserang berbagai macam penyakit, di antaranya infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, demam, maag, hingga gatal-gatal.
Keluhan penyakit ini terjadi hampir di setiap posko darurat di sejumlah titik sejak hari ketiga pengungsian. Setidaknya tercatat 1.558 orang yang memeriksakan diri ke posko pelayanan kesehatan.
"Iya itu data hingga hari ini," kata Koordinator Kesehatan TNI AD untuk posko bencana alam Gempa Bumi Pasaman Barat, dr. Khairul Wendri, Kamis (03/3/2022).
Data Ikatan Dokter Indonesia dan Dinas Kesehatan Pasaman Barat, terdapat 14 titik posko darurat bencana gempa bumi yang tersebar di sekitaran daerah pusat gempa. Dari setiap posko melaporkan keluhan penyakit pengungsi yang hampir sama.
Baca Juga
Advertisement
Penyakit yang dialami ribuan pengungsi ini, kata Kahirul, dipengaruhi oleh virus, dan keadaan cuaca yang berubah-ubah. Kemudian juga disebabkan oleh buruknya kebersihan lingkungan di tenda pengungsian.
"Dalam satu tenda ini cukup ramai, jadi memang sulit untuk menciptakan lingkungan yang bersih," jelasnya.
Di lokasi terpisah, Posko Limpato, Nagari Kajai juga melaporkan kondisi serupa. Rata-rata pengungsi terserang ISPA dan gatal-gatal.
Dokter Lapangan sekaligus Prajurit Kesehatan Denkesyah 010404, dr Hendra menyebut dari 600 orang pengungsi di sini, terdapat lebih dari 50 orang yang mengeluhkan sesak napas dan gatal-gatal dalam satu hari.
"Keluhan ini datang dari berbagai usia mulai dari anak-anak hingga dewasa," ujarnya.
Selain melakukan pelayanan kesehatan, pihaknya juga membantu proses evakuasi, membuka layanan pengobatan, membagikan sembako dan memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat terdampak gempa Pasaman Barat.