Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan kinerja positif sepanjang 2021. Hal itu ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih Adaro Energy Indonesia.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk mencatat pendapatan usaha bersih USD3,99 miliar atau setara Rp 57,43 triliun (asumsi kurs Rp 14.383 per dolar AS) pada 2021. Pendapatan usaha bersih itu tumbuh 58 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 2,53 miliar atau sekitar Rp 36,45 triliun.
Pendapatan tersebut naik seiring kenaikan harga jual rata-rata sebesar 70 persen seiring tingginya harga batu bara. Pada 2021, perseroan produksi sekitar 52,70 juta ton batu bara atau turun 3 persen yoy dan mencatat penjualan batu bara 51,58 juta ton pada 2021 atau susut 5 persen yoy.
Baca Juga
Advertisement
Beban pokok pendapatan naik 14 persen dari USD 1,95 miliar pada 2020 menjadi USD 2,22 miliar pada 2021. Laba kotor meningkat 207 persen menjadi USD 1,77 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesar USD 577 juta. Hal itu juga mendorong laba usaha tumbuh 436 persen dari USD 285 juta pada 2020 menjadi USD 1,52 miliar pada 2021.
Selain itu, PT Adaro Energy Tbk mencatat laba inti naik 210 persen menjadi USD 1,25 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 405 juta.
"Pencapaian ini menunjukkan bisnis inti yang solid dan keunggulan operasional,” tulis manajemen perseroan dalam keterangan tertulis, Kamis (3/3/2022).
Adapun laba inti tidak termasuk komponen non operasional setelah dikurangi pajak, misalnya rugi derivatif instrument keuangan, rugi penurunan nilai pinjaman kepada pihak berelasi, rugi penurunan nilai aset tetap, dan rugi penurunan nilai wajar investasi pada perusahaan patungan terkait investasi pada aset batu bara bernilai kalor rendah di Kalimantan Timur.
Ebitda operasional naik 138 persen dari USD 883 juta pada 2020 menjadi USD 2,10 miliar pada 2021.
Sementara itu, PT Adaro Energy Tbk mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melambung 535,34 persen menjadi USD 933,49 juta atau setara Rp 13,42 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 146,92 juta atau sekitar Rp 2,11 triliun. Laba per saham dasar juga naik 538 persen menjadi USD 0,02927 pada 2021.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aset hingga Belanja Modal
Perseroan mencatat total aset naik 19 persen dari USD 6,38 miliar pada 2020 menjadi USD 7,58 miliar pada 2021. Total ekuitas perseroan naik menjadi USD 4,45 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,95 miliar.
Total liabilitas bertambah 29 persen menjadi USD 3,12 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 2,43 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas sebesar USD 1,81 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,17 miliar.
Perseroan mencatat royalti dan beban pajak penghasilan mencapai USD 893 juta atau sekitar Rp 12,84 triliun pada 2021.
Selama 2021, perseroan merealisasikan belanja modal USD 193 juta atau Rp 2,77 triliun. Belanja modal itu untuk pembelian dan penggantian alat berat dan pemeliharaan kapal. Adapun belanja modal pada 2021 ini lebih rendah dari pada panduan yang ditetapkan sebesar USD 200 juta -USD 300 juta.
Advertisement
Penjelasan Manajemen
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir menuturkan, kondisi pasar yang kondusif menopang kinerja perseroan pada 2021.
"Kami membukukan profitabilitas yang solid dan berkat hal ini, kami dapat meningkatkan kontribusi terhadap negara melalui royalti dan pajak,” ujar dia dalam keterangan tertulis
Pria yang akrab disapa Boy Thohir ini mengatakan, batu bara memang harus ikuti siklusnya. "Jadi walaupun kami menyambut baik dengan kondisi yang kondusif ini, kami tak akan goyah dalam fokus terhadap efisiensi dan keunggulan operasional,” ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya memastikan bisnis ini akan dapat bertahan di tengah berbagai siklus melalui aktivitas bisnis yang stabil dan berkelanjutan.