Gempa Susulan Sambut Menteri PMK Muhadjir Effendy di Pasaman Barat

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (PMK) Muhadjir Effendy merasakan gempa susulan saat berkunjung ke lokasi terdampak gempa Pasaman Barat.

oleh Novia Harlina diperbarui 03 Mar 2022, 15:00 WIB
Bangunan rusak akibat gempa magnitudo 6,1 yang berpusat di Pasaman Barat. (Liputan6.co/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Pasaman Barat - Gempa susulan magnitudo 4,8 terjadi di Pasaman Barat, Sumatera Barat pada Kamis (3/3/2022) pukul 13.37 WIB. Gempa ini salah satu gempa susulan terkuat sejak lindu magnitudo 6,1 yang terjadi pada Jumat 25 Februari 2022.

Ketika gempa susulan ini, kebetulan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (PMK) Muhadjir Effendy sedang berada di lokasi terdampak gempa Pasaman Barat.

Kedatangannya untuk meninjau kondisi dampak gempa magnitudo 6,1 beberapa hari lalu. Muhadjir tiba di Pasaman Barat pada sekitar pukul 11.00 WIB, ia diagendakan meninjau tiga lokasi terdampak gempa.

Sebelumnya Menteri PMK menyampaikan pemerintah tengah bergerak cepat dalam menangani gempa bumi Pasaman Barat. Ia mengatakan BNPB dan BPBD tengah melakukan upaya penanganan pascagempa.

"Kondisi kerusakan saat ini sedang didata, dan sesuai dengan standar penanganan bencana yang pertama-tama harus ditangani adalah korban. Baik korban yang hidup ataupun yang meninggal," ujarnya (27/2/2022).

  

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pengungsi Butuh Bantuan

Lebih lanjut, Menko PMK mengatakan, saat ini pemerintah fokus memprioritaskan penanganan korban cedera, korban pengungsi rentan (perempuan, anak, lansia, disabilitas) dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok pengungsi.

Menurutnya, saat ini yang menjadi kebutuhan mendesak bagi korban pengungsi adalah kebutuhan pakaian, kebutuhan sanitasi, dan tempat tinggal sementara berupa tenda pengungsian.

"Terutama pakaian yang dibutuhkan mereka rentan misalnya kebutuhan pakaian wanita, anak-anak itu harus diutamakan," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya