PDIP Tolak Perpanjangan Jabatan Presiden, Sekjen: Sikap Kami Senafas dengan Jokowi

Hasto menyatakan sikap PDIP tidak berubah sejak awal, yakni menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 03 Mar 2022, 14:51 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei mengenai sikap publik terhadap penundaan pemilu dan masa jabatan presiden. Hasilnya mayoritas responden menyatakan menolak perpanjangan masa jabatan presiden dengan alasan adanya Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Secara keseluruhan 70,7 persen atau mayoritas menolak perpanjangan masa jabatan presiden. Di kalangan yang peduli dan update informasi, penolakan lebih tinggi lagi yaitu 74 persen,” kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dalam rilis daring, Kamis (3/3/2022).

Menanggapi hasil survei, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan sikap PDIP tidak berubah sejak awal, yakni menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu.

"Mekanisme pemilu lima tahunan itu penting dan jadi kultur demokrasi yang harus dihormati,” kata Hasto.

"PDIP akan selalu kokoh tidak ada ruang untuk penundaan pemilu,” tambah Hasto.

Hasto juga menyebut bahwa penolakan PDIP juga sejalan dengan yang diinginkan Presiden Joko Widodo.

"Ketika PDIP nyatakan sikap, apa yang disampaikan PDIP senapas dengan apa yang disampaikan presiden. Karena presiden pernah menyatakan sebagai pemimpin negara, kalau ada mengusulkan perpanjangan itu menampar muka saya, cari muka dan menjerumuskan saya,” tegasnya.

 


Tak Perlu Diperpanjang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta belanja kementerian dan lembaga serta pemda mengutamakan penyerapan produk-produk dalam negeri saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2020 pada Kamis (22/10/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Hasto meminta semua pihak tidak melanjutkan polemik penundaan pemilu 2024.

"Polemik ini tidak perlu diperpanjang lagi. Karena di sekitar presiden pun kita melihat tidak memahami apa kehendak dari presiden,” pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya