Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penurunan muka tanah di Jakarta masih terjadi akibat masih banyak warga menggunakan air tanah.
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta masih berupaya meningkatkan jangkauan wilayah untuk dialiri air pipa.
Advertisement
"Memang di Jakarta ini ada penurunan permukaan tanah karena adanya peningkatan kebutuhan air melalui pompa-pompa," kata Riza, dikutip Kamis (3/2/2022).
Riza berujar, upaya mengurangi penggunaan air tanah, seharusnya tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi. Pihak swasta, kata Riza, diimbau turut aktif mengurangi penggunaan air tanah agar penurunan tanah tidak semakin meluas.
"Kita harapkan dukungan dari masyarakat dan swasta," kata dia.
10 Titik Wilayah Alami Pergerakan Tanah
Sementara itu, berdasarkan perkiraan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terjadi potensi pergerakan tanah yang disusun dari hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di zona menengah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI dalam akun twitternya juga menjabarkan 10 titik di Jakarta yang terjadi pergerakan tanah.
1. Cilandak, Jakarta Selatan
2. Jagakarsa, Jakarta Selatan
3. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
4. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
5. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
6. Pancoran, Jakarta Selatan
7. Pasar Minggu, Jakarta Selatan
8. Pesanggrahan, Jakarta Selatan
9. Kramat Jati, Jakarta Timur
10. Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Advertisement