Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan ritel modern, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) berencana mengusulkan pembagian dividen final untuk tahun buku 2022 sebesar Rp 500 per saham.
Hal tersebut disampaikan perseroan melalui keterbukaan informasinya ke regulator Pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (3/3/2022).
Besaran dividen tersebut terdiri dari dua kali interim sebesar masing-masing Rp 125 per saham, dan dividen final sebesar Rp 250 per saham. Usulan terkait besaran dividen yang akan dibagikan tersebut akan disampaikan perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mendatang.
"Dividen tahun 2022 yang kami usulkan ini akan menjadi dividen yang tertinggi dalam sejarah Matahari," kata Wakil Presiden Direktur dan CEO Matahari Terry O'Connor.
Baca Juga
Advertisement
Namun, perseroan tidak merinci berapa target pendapatan dan laba bersih yang diharapkan bisa dibukukan pada 2022 ini.
Perseroan hanya menyampaikan tahun 2021 perseroan berhasil membukukan penjualan kotor sebesar Rp 10,3 triliun untuk setahun penuh yang berakhir pada 31 Desember 2021, naik 20 persen dari periode yang sama di tahun 2020.
Selanjutnya pendapatan bersih perseroan tercatat meningkat sebesar 15 persen menjadi sebesar Rp 5,6 Triliun dari 2020. Sementara laba bersih perseroan melonjak 205 persen menjadi Rp 913 miliar di 2021, dibanding rugi bersih sebesar Rp 873 miliar di 2020.
Dividen Tahun Buku 2021
Untuk tahun buku 2021, Matahari Department Store telah membagikan dividen interim sebesar Rp 100 per saham pada 2 Desember 2021. Perseroan akan mengusulkan besaran dividen final sebesar Rp 250 per saham untuk disetujui dalam RUPS mendatang.
"Dengan visibilitas pemulihan yang lebih jelas serta neraca dan arus kas yang kuat, kami bisa membagikan dividen interim sebesar Rp 100 per saham pada 2 Desember 2021, dan akan mengusulkan dividen final sebesar Rp 250 per saham untuk disetujui dalam RUPS mendatang," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target EBITDA
Terry mengatakan, dengan sudah terlewatinya puncak omicron di Jakarta, dan kondisi secara nasional telah membaik, pihaknya berharap perdagangan Lebaran bisa berjalan secara penuh dan tidak terganggu.
Dengan tingkat kunjungan ke mal berbalik positif pasca penyebaran omicron, pakaian untuk travel dan pakaian formal/acara khusus menjadi lebih relevan, diharapkan pada 2022 kebangkitan ritel fesyen yang terjadi di Amerika Serikat, Eropa, dan lainnya masih terus berlanjut.
Tahun ini, perseroan menargetkan peningkatan proyeksi EBITDA nya dari sebelumnya sebesar Rp 1,8 triliun menjadi sebesar Rp 2 triliun.
Untuk mendukung kinerjanya, Matahari merencanakan bisa membuka sebanyak 10 gerai baru tahun ini. Setiap tahunnya hingga jangka menengah, perseroan merencanakan bisa membuka sekitar 12-15 gerai baru per tahun.
Gerai terbaru yang telah dibuka perseroan itu adalah gerai di One Batam Mall dan Cianjur pada bulan Desember 2021. Hingga 2021, perseroan telah memiliki sebanyak 139 gerai di 77 kota di seluruh Indonesia. Selain melalui tambahan gerai, perseroan juga terus berupaya menggenjot penjulannya melalui online, yaitu melalui Matahari.com.
Pada penutupan perdagangan Rabu, 2 Maret 2022, saham LPPF stagnan di posisi Rp 4.700 per saham. Saham LPPF dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 4.750 per saham.
Saham LPPF berada di level tertinggi Rp 4.750 dan terendah Rp 4.650 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.566 kali dengan volume perdagangan 30.174. Nilai transaksi Rp 14,1 miliar.
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement