Liputan6.com, Pasaman Barat - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy mengatakan siswa yang terdampak gempa yang berpusat di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat akan belajar di tenda darurat untuk sementara hingga bangunan sekolah selesai diperbaiki.
Ia menyebut setidaknya ada 33 sekolah yang rusak akibat gempa magnitudo 6,1 yang berpusat di Pasaman Barat pada Jumat 25 Februari 2022.
"Iya itu data sementara, data valid berapa yang rusak dan tingkat kerusakan belum ada," kata Muhadjir di Pasaman Barat, Kamis (3/3/2022).
Baca Juga
Advertisement
Namun demikian, lanjutnya pendidikan anak-anak korban gempa harus tetap dilanjutkan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk kelanjutan sekolah siswa.
Jika bangunan sekolah belum bisa digunakan, lanjutnya maka akan digunakan tenta darurat. Menteri menyebut, tenda darurat untuk belajar itu sudah ada standarnya.
"Standarnya internasional, kita sudah biasa menangani ini," jelasnya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Pendataan Siswa
Menurutnya selain tenda yang sudah memiliki standar, kurikulum yang akan diajarkan pascabencana juga dusuapkan.
"Kurikulum belajar sekolah hari-hari biasa dengan pascabencana itu berbeda, ada kurikulum khusus," ujarnya.
Sementara untuk data jumlah siswa yang terdampak gempa hingga saat ini juga belum ada data valid, termasuk di Kabupaten Pasaman yang juga terdampak gempa Pasaman Barat.
Wakil Bupati Pasaman Barat, Risnawanto mengatakan pendataan sekolah sudah dimulai, termasuk juga jumlah siswa yang terdampak juga sedang didata.
"Pemda juga akan melakukan upaya menghilangkan trauma pascabencana yang terjadi," ia menambahkan.
Advertisement