Liputan6.com, Jakarta Aktivis Pemuda Nasional Sahat Martin Philip Sinurat menilai Presiden Jokowi memiliki pendekatan komunikasi kepemimpinan sesuai nilai-nilai pancasila.
Hal tersebut yang menjadi salah satu faktor terjaganya stabilitas politik di Indonesia hingga dua periode.
Advertisement
Pernyataan Sahat tersebut disampaikan seusai dirinya menjadi narasumber pada seminar bertajuk “Stabilitas Politik Dua Periode Pemerintahan Presiden Jokowi” di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.
"Salah satu yang saya lihat adalah Pak Jokowi memakai pendekatan nilai-nilai ideologi kita yaitu Pancasila tadi. Untuk bisa kita membangun komunikasi yang tanpa batas tanpa sekat, misalnya sekat-sekat suku, etnis atau golongan,” ujar Sahat, Kamis (3/3/2022).
Sahat juga melihat jika Jokowi mampu membangun komunikasi yang apik, baik ke kalangan elite maupun masyarakat. Terbukti, lanjut Sahat, dengan kuatnya koalisi serta kepuasan publik yang tinggi di era kepemimpinan Jokowi.
"Yang pertama kita harus melihat bahwa kepemimpinan Pak Jokowi adalah kepemimpinan sipil. Artinya ada komunikasi yang baik yang beliau lakukan dengan lintas partai, dengan lintas elemen, baik elemen di dalam pemerintah maupun masyarakat sipil,” jelas Sahat.
Terapkan Politik Santun
Lebih lanjut Sahat mengatakan Jokowi adalah pemimpin yang benar-benar menerapkan politik santun dan berjiwa kesatria.
Hal itu bisa terlihat ketika Jokowi mau merangkul lawan politiknya kala itu, Prabowo Subianto untuk membantunya sebagai menteri pertahanan.
"Di 2019 ketika selesai pemilu, beliau (Jokowi) dan Pak Prabowo yang tadinya berseteru bisa bersatu, ini kedunaya mempunyai nilai-nilai kenegarawanan, artinya boleh kita berbeda ketika berkompetisi, tapi ketika sudah selesai ya akur lagi,” pungkas Sahat.
Advertisement