Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengingatkan potensi penghapusan saham atau delisting sejumlah emiten. Pada awal April 2022, Bursa mengumumkan delapan emiten yang berpotensi didepak bursa.
Berdasarkan peraturan Bursa Nomor I-I tentang penghapusan pencatatan (delisting) dan pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa, BEI dapat menghapus saham perusahaan tercatat apabila mengalami beberapa kondisi.
Advertisement
Dalam ketentuan III.3.1.1, bursa dapat melakukan delisting terhadap perusahaan tercatat mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat.
Artikel BEI umumkan delapan emiten berpotensi terdepak dari bursa menyita perhatian pembaca di saham. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Jumat (4/3/2022):
1.BEI Umumkan Delapan Emiten Berpotensi Terdepak dari Bursa
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mengingatkan potensi penghapusan saham atau delisting sejumlah emiten. Pada awal April 2022, Bursa mengumumkan delapan emiten yang berpotensi didepak bursa.
Berdasarkan peraturan Bursa Nomor I-I tentang penghapusan pencatatan (delisting) dan pencatatan kembali (relisting) saham di Bursa, BEI dapat menghapus saham perusahaan tercatat apabila mengalami beberapa kondisi.
Dalam ketentuan III.3.1.1, bursa dapat melakukan delisting terhadap perusahaan tercatat mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat.
Berita selengkapnya baca di sini
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2.Harga Komoditas Meroket, Emiten Apa Saja yang Terimbas?
Indonesia sebagai negara yang kaya komoditas dinilai memiliki posisi strategis atas konflik Rusia-Ukraina. Lantaran, Rusia menjadi salah satu negara yang memiliki kontribusi cukup besar untuk komoditas global.
Dengan kondisi negara yang sedang tidak kondusif, pasokan komoditas dari Rusia terhambat. Akibatnya terjadi kekurangan supply global yang berpotensi mengerek harga komoditas.
"Kenaikan harga komoditas menekan wall street dan Bursa Eropa. Tapi IHSG cukup stabil dan bertahan. Ketika ketegangan antara Ukraina dan Rusia mencapai titik didih, beberapa komoditas utama dapat terpengaruh,” kata Pengamat pasar modal yang juga founder Traderindo.com Wahyu Laksono kepada Liputan6.com, Kamis, 3 Maret 2022.
Advertisement
3.Bank Mega Tebar Dividen Rp 2,8 Triliun, Catat Jadwal Pembagiannya
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Mega Tbk (MEGA) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 2,8 triliun. Jumlah pembagian dividen itu Rp 402,08 per saham yang akan dibagikan kepada 6.963.775.206 saham perseroan.
Adapun Bank Mega membukukan laba bersih Rp 4 triliun untuk tahun buku 2021. Selain untuk dividen, sebesar Rp 51,55 juta dari laba 2021 akan disisihkan sebagai dana cadangan guna memenuhi ketentuan Pasal 70 UUPT.Sisanya sebesar Rp 1,2 triliun akan dibukukan sebagai saldo laba.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (3/3/2022), dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) atau recording date pada 11 Maret 2022 dan atau pemilik saham perseroan pada sub rekening sub efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada penutupan perdagangan 11 Maret 2022.