Liputan6.com, Jakarta Kabar duka kembali datang dari arena tinju profesional Indonesia. Petinju Hero Tito atau Heru Purwanto yang pernah menjadi juara nasional meninggal dunia, Kamis (3/3/2022) setelah dirawat selama lima hari.
Hero meninggal akibat cedera di bagian kepala saat bertanding di Holywings Club, Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (27/2/2022). Hero dinyatakan kalah KO pada ronde ketujuh atas lawannya James Mokoginta pada perebutan gelar lowong kelas ringan (61.2 kg) versi Asosiasi Tinju Indonesia (ATI).
Advertisement
Hero Tito tersungkur setelah menerima pukulan uppercut James yang pernah dikalahkannya pada pertemuan sebelumnya. Setelah wasit Teguh Tambunan yang memimpin duel menyelesaikan hitungannya, Hero Tito pun segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Hero kemudian menjalani operasi untuk mengeluarkan gumpalan darah yang otak. Dan sejak saat itu, petinju berusia 35 tahun itu tidak pernah sadarkan diri hingga akhirnya meninggal Kamis (3/3).
Kepergian Hero tentu menyisakan duka bagi insan tinju Tanah Air. Apalagi selama ini, nama Hero cukup populer di dunia tinju profesional. Petinju keharian, Malang, itu sudah naik ring sejak 2004 lalu dan mencatat rekor bertanding 29 kali menang (11KO), 16 kali kalah (5KO), dan dua kali imbang.
Di luar profesinya sebagai atlet, Hero juga aktif menjadi pelatih. Dia bahkan pernah menangani Vicky Prasetyo. "Innalillahiwainnailaihirojiun. Selamat jalan pelatihku, saudaraku, sahabatku, petinju terbaik indonesia alm Heru Purwanto (Hero Tito) bin Misran," tulis Vicky Prasetyo di akun Instagramnya.
Ucapan duka juga datang dari vokalis grup band Gigi, Armand Maulana. "Innalillahi Waina Ilaihi Rojiun Allahumagfirlahu Warhamhu Wa’afihi Wafuanhu Al Fatihah," tulis Armand.
Langganan Juara Nasional
Perjalanan karier Hero Tito di tinju profesional dimulai pada 2004 lalu. Dia sempat menorehkan berbagai prestasi, di antaranya gelar juara dunia versi World Professional Boxing Federation (WPBF). Dia merebut gelar setelah menjatuhkan petinju asal Thailand, Thongchai Kunram dalam Kejuaraan Tinju Dunia Sabuk Emas Xanana 2016, di Lospalos Gymnasium, Timor Leste, pada 2016 lalu.
Selain itu, Hero Tito yang bergaya orthodox juga pernah menyandang empat gelar juara nasional. Mulai dari juara nasional versi KTI kelas bulu 57,1 kg (2013), juara KTPI kelas bulu 57,1 kg (2012), juara KTI kelas ringan junior 58,9 kg (2017), dan juara ATI kelas ringan jr 58,9 kg (2016).
Namun profesi sebagai atlet profesional ternyata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi belakangan ini, kejuaraan jarang digelar. Karena itu, Hero harus membagi waktunya dengan profesi lain seperti tukang parkir, satpam, pelatih tinju personal, hingga menjadi staf honorer.
Advertisement
Partai Terakhir Sarat Dendam
Dilansir dari Rondeaktual.com, pertarungan melawan James Mokoginta merupakan ulangan petemuan keduanya, enam tahun silam. Pada pertemuan pertama, mereka bertanding di Surabaya, pada 6 Juni 2015 sebagai partai tambahan pertarungan Daud Cino Yordan Vs Maxwell Awuku dari Afrika Selatan.
Dalam duel kelas bulu 8 ronde tersebut, Hero yang dijuluki The Lion berhasil mengalahkan James lewat kemenangan angka.
Setelah lebih enam tahun berselang, keduanya kembali bersua di Hollywings Club, Jakarta sebagai partai tambahan untuk pertarungan juara WBA International, Tibo Monabesa Vs Jayson Vayson. Keduanya bertarung untuk memperebutkan gelar lowong kelas ringan versi badan tinju ATI.
Pertarungan berjalan sengit sejak ronde pertama. Namun James sepertinya lebih mendominasi. Bahkan pada ronde kelima, James dari Sasana Nainggolan Boxing Camp sudah mampu menjatuhkan Hero.
Hero masih mampu bangkit sebelum hitungan ke-10 dan melanjutkan pertandingan. Namun pada ronde ketujuh, rahangnya kembali terkena uppercut dan membuatnya tersungkur ke atas kanvas.
"Itu yang membuat kondisinya menjadi buruk," ujar James dilansir dari Rondeaktual.com.
Meninggal di Rumah Sakit
Usai pertandingan, Hero Tito segera dilarikan ke rumah sakit. Namun kondisinya tetap kritis meski telah dilakukan operasi untuk pengangkatan gumpalan darah di otak. Setelah dirawat selama lima hari, Hero Tito akhirnya menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis sore pukul 16.45 WIB.
Promotor Pertandingan sekaligus manajer Hero Tito, Armin Tan menyampaikan kabar duka ini. Armin pun mengaku siap bertanggung jawab atas peristiwa yang menimpa petinjunya itu dan menanggung biaya pendidikan anak-anak Hero Tito. (baca berita selengkapnya di sini).
"Tak ada promotor yang menginginkan petinju yang ditampilkan mengalami cedera fatal apalagi sampai mengalami kematian. Tetapi, saya sudah siap menanggung resikonya," kata Armin Tan kepada wartawan, Kamis (4/3/2022)
Advertisement