Liputan6.com, Jakarta Mantan petinju nasional, Pino Bahari, mengenang mendiang Hero Tito sebagai petinju dengan mental bertanding yang baik. Meski belum pernah menanganinya secara langsung, Pino yang saat ini aktif menggelar tinju ekhsibisi di Bali pernah membawa The Lions--julukan Hero, bertanding ke luar negeri.
"Menurut saya, dia adalah petinju dengan mental bertanding yang baik," kata Pino kepada Liputan6.com. "Saya memang belum pernah menanganinya secara langsung, tapi saya pernah membawanya bertanding ke luar negeri, ke Makau kalau tidak salah,' ujar Pino menambahkan.
Advertisement
Menurut catatan boxrec, pertarungan berlangsung di Cotai Arena, Vanentian Resort, Makau, 24 November 2013. Saat itu, Hero bertarung melawan Ik Yang dari China dan kalah angka majority.
"Anaknya mentalnya berani. Tidak gampang menyerah meski main di luar. Paling tidak berani."
Sejak saat itu, Pino lama tidak bertemu Hero Tito sampai akhirnya menerima kabar duka yang menimpa petinju dengan nama lengkap Heru Purwanto tersebut. Hero meninggal dunia Kamis (2/3/3033) setelah sempat dirawat lima hari akibat cedera otak dalam pertarungan melawan James Mokoginta di Hollywings Club, Jakarta, lima hari sebelumnya. Dalam perebutan gelar lowong versi Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) itu, Hero Tito kalah KO di ronde ketujuh usai terkena uppercut lawan.
Hero sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan dan menjalani operasi. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong. Setelah koma selama lima hari, Hero akhirnya meninggal dunia.
"Ini tentu kabar duka yang sangat tidak kita harapkan," kata Pino Bahari, pemilik Yayasan Pino Bahari.
Pemeriksaan Ketat
Sebagai mantan petinju, Pino sangat berharap kejadian yang menimpa Hero tidak sampai terulang lagi. Karena itu dia meminta pemerintah atau siapapun untuk ikut membantu menjaga keselamatan atlet.
Menurutnya, cedera otak yang dialami petinju terkadang tidak muncul seketika saat bertanding. Bisa saja, pendarahan sudah berlangsung sebelum naik ring tanpa disadari dan tidak terlihat oleh mata.
"Kalau di luar, apalagi Eropa dan Amerika, banyak persyaratan yang perlu dipenuhi sebelum naik ring. Mulai dari tes darah, hingga CT scan untuk melihat kondisi otak para petinju," ujar Pino menjelaskan.
"Namun di sini semua kan terbentur biaya. Kalau ada yang mau bantu untuk ini, ada dibentuk semacam badan khusus untuk menyiapkan ini, saya pikir akan jauh lebih safety," bebernya.
Advertisement
Kronologi Hero Tito
Seperti diketahui, petinju asal Malang bernama asli Heru Purwanto ini menderita koma setelah kalah KO ronde 7 dari James Mokoginta dalam pertarungan di Holywings Club, Jakarta, Minggu (27/2/2022).
Laga Hero vs James dijadwalkan 10 ronde di kelas ringan (61,2 kg) memperebutkan gelar juara nasional versi Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) yang lowong.
Pertarungan ini juga merupakan partai tambahan Kejuaraan WBC Internasional kelas terbang junior (49 kg) antara Tibo Monabesa melawan petinju Filipina, Jayson Vayson.
Duel berlangsung sengit. Namun, Hero Tito kewalahan menghadapi James. Dia sempat terjatuh di ronde 5 setelah terkena hook kanan James.
Hero Tito bisa bangkit dan melanjutkan pertarungan. Namun, dia kembali tersungkur di ronde 7 usai uppercut James telak menghantam rahangnya.
Dia jatuh terjengkang dan kepala bagian belakang Hero terbentur keras ke kanvas.
Hero sempat bangun dan duduk saat wasit Teguh Tambunan menyelesaikan 10 hitungan dan memutuskan kemenangan KO untuk James. Namun, dia kembali tergeletak dan langsung mendapatkan pertolongan dari tim medis pertandingan.
(Lanjutan kronologi lengkapnya simak di sini)
Siapa Hero Tito?
Kematian Hero Tito tentu sangat memukul insan tinju di Tanah Air. Apalagi, selama ini Hero dikenal sebagai petinju yang cukup populer dengan sederet gelar juara nasional pernah diraihnya.
Berasal dari Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Hero Tito mengenal tinju sejak dini. Dia mulai naik ring di usia 12 tahun karena pengaruh ayah dan kakaknya.
Hero Tito mengawali prestasi di tinju amatir pada ajang Kejurda. Pemilik nama asli Heru Purwanto ini kemudian melalui karier amatir di Kalimantan, sebelum akhirnya pulang ke Malang dan memilih jalur profesional.
Dia debut di kancah profesional pada 2004. Namun, jalur itu belum bisa mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Hero Tito sempat menjadi tukang parkir, satpam, jadi pelatih tinju personal, hingga menjadi staf honorer di antara statusnya sebagai petinju.
Hero Tito pun menorehkan berbagai prestasi, di antaranya gelar juara dunia versi World Professional Boxing Federation (WPBF). Dia merebut gelar setelah menjatuhkan petinju asal Thailand, Thongchai Kunram dalam Kejuaraan Tinju Dunia Sabuk Emas Xanana 2016, di Lospalos Gymnasium, Timor Leste, pada 2016 lalu. (Simak profil lengkap Hero Tito selanjutnya pada tautan ini).
Advertisement