Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini, berita ramai menyebutkan tentang investasi binary option dan robot trading yang melibatkan public figure dan selebgram. Di mana, terdapat aduan korban mengalami kerugian.
Pakar Keamanan Siber, Alfons Tanujaya, berbagi informasi mengenai modus robot trading yang disebutkannya menggunakan skema Ponzi.
Advertisement
"Aktivitas Ponzi tidak akan berhenti, dan secara masif dan efektif merekrut makin banyak korban hingga tidak ada lagi anggota yang masuk dan mengalami gagal bayar," katanya, dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Jumat (4/3/2022).
Pada waktu gagal bayar itulah gelembung skema Ponzi meletus dan membuat para investor mengalami kerugian.
Saat ini, aktivitas yang dihentikan oleh Bappepti dan disinyalir merupakan skema Ponzi adalah robot trading. Robot trading menjanjikan keuntungan kepada anggota dan beberapa pengelola menjalankan aktivitas diam-diam.
Ada yang mengaku hanya menjual program robot tetapi praktiknya mengelola transaksi trading, dan aktif merekrut anggota baru dengan metode MLM untuk menyetorkan dana ke sistem robot trading yang dijanjikan terus memberi keuntungan.
Alfons menjelaskan, robot trading adalah software yang melakukan otomasi dalam aktivitas jual beli valas dan diperjualbelikan secara terbuka dan legal.
Menurutnya, yang menjadi masalah, robot trading berani menjanjikan keuntungan tiap bulan. Padahal, trader profesional dan berpengalaman pun tidak ada yang berani menjanjikannya. Sehingga disinyalir kuat memakai skema Ponzi untuk menarik anggota.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indikasi Robot Trading Fraud
Beberapa indikasi robot trading yang berpotensi fraud, menurut Alfons adalah:
1. Trading hanya boleh dilakukan broker tertentu saja, bukan broker terpercaya yang mendapatkan sertifikasi dari lembaga terpercaya.
Dalam hal ini peserta tidak bisa memilih broker, melainkan broker sudah ditentukan penyelenggara.
Hal ini memungkinkan adanya manipulasi chart trading dan kemungkinan chart trading fiktif yang diatur sedemikian rupa dan disesuaikan dengan janji bagi hasil yang diberikan.
2. Spread rate jual beli valas sangat jauh
Ketika Anda membuka akun dan menyetorkan dolar, Anda tidak diperkenankan melakukan TT dolar ke dolar, tetapi harus memberi dolar dari penyelenggara trading dengan harga 5-10 persen lebih mahal dari harga wajar.
Sebaliknya, ketika Anda melakukan penarikan, tidak bisa TT ke rekening dolar dan diharuskan menjual dolar dengan harga lebih murah.
Secara logis, tujuan spread jual beli yang sangat tinggi secara tidak langsung adalah memberi keuntungan instan pada penyelenggara trading. Sementara, tiap kali member baru masuk, penyelenggara sudah mendapatkan keuntungan 5-10 persen.
Hal ini menjelaskan kenapa skema yang diduga Ponzi bisa berumur panjang.
Advertisement
Robot Trading Tidak Berwujud hingga Bahaya Skema Ponzi
3. Robot trading yang ditawarkan tidak ada wujudnya.
Ketiga, robot trading yang ditawarkan tidak ada wujudnya, algoritma, dan cara kerjanya. Dengan begitu tidak ada informasi mengenai kelemahan robot trading tersebut, bahkan robot trading ini tidak bisa dijalankan di broker forex lainnya.
Alfons pun menjelaskan mengenai bahaya dari skema Ponzi ini. Menurutnya, jika peserta skema Ponzi masuk saat awal dan keluar sebelum gelembung Ponzi pecah, ia bisa mendapatkan keuntungan dan tidak menjadi korban saat gagal bayar.
Namun, sifat dasar manusia yang serakah membuat keuntungan pertama jadi acuan untuk meraup keuntungan lebih besar. Dari sini, logika dan kewaspadaannya makin berkurang karena sebelumnya sudah sukses di investasi pertama.
Dengan keuntungan yang sudah didapat, orang yang menghadapi skema Ponzi tidak akan keluar, melainkan akan menambah investasinya, hingga mengajak orang-orang yang dikenal untuk ikut serta.
Alfons berpendapat, seharusnya pengawasan atas skema Ponzi, MLM finansial, judi terselubung atau binary option bisa lebih ketat dan teliti. Apalagi, pemasaran investasi skema Ponzi biasanya dilakukan terselubung.
(Tin/Ysl)
Infografis Tentang Peringkat Investasi di Indonesia
Advertisement