Liputan6.com, Jakarta - Serangan brutal kelompok kriminal bersenjata atau KKB, yang menewaskan delapan pegawai sipil PT Palaparing Timur Telematika (PTT) di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, pada Rabu (2/3/2022), banyak mendapat kecaman.
Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut serangan tersebut sangat brutal. Ketua APJII, Muhammad Arif, menekankan kerugian besar yang terjadi akibat serangan kejam tersebut.
Advertisement
"APJII mengutuk pelaku kerusuhan yang mengorbankan rakyat sipil dan mengganggu infrastruktur telekomunikasi,” kata Ketua APJII, Muhammad Arif dalam keterangan tertulis diterima, Jumat (4/3/2022) malam WIB.
Arif menilai, penyerangan juga bisa berdampak luas terhadap layanan jaringan komunikasi warga Papua. Sebab, mereka telah menyerang dan memewaskan para pegawai yang tengah memperbaiki infrastruktur telekomunikasi di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.
"Infrastruktur telekomunikasi bersifat netral dan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga tidak semestinya menjadi sasaran kerusuhan dan kekerasan atas nama apa pun," ucap Arif.
Arif berharap, tidak ada lagi korban lanjutan pasca penyerangan ini. Bagi APJII, mereka para pekerja telekomunikasi adalah pejuang garis depan yang tugas mulia menghubungkan informasi masyarakat di Indonesia Timur.
Pahlawan Telekomunikasi
"Mewakili seluruh penyelenggara jasa telekomunikasi Indonesia, APJII menyampaikan duka mendalam kepada kedelapan korban tersebut. APJII mengimbau seluruh penyelenggara jasa internet untuk memasang banner belasungkawa di jaringan masing-masing sebagai penghormatan pada para pahlawan telekomunikasi," tutur Arif.
Diketahui, delapan karyawan PTT Papua tewas diduga diserang KKB pada Rabu, 2 Maret 2022. Mereka adalah para pekerja sipil yang tengah memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel.
Advertisement
8 Korban Tewas
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Aqsha Erlangga menjelaskan, peristiwa itu diketahui dari seorang karyawan PTT bernama Ali yang melaporkan via telepon bahwa telah terjadi penyerangan.
Dari keterangan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, 8 orang korban yang meninggal dunia tersebut berinisial B, R, BN, BT, J, E, S dan PD.