Korban Gempa Pasaman Barat Sumbar Mulai Keluhkan ISPA

Penyakit yang paling banyak dikeluhkan korban gempa Pasaman Barat adalah ISPA, yakni sebanyak 334 kasus.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2022, 18:46 WIB
Masjid Raya Nagari Kajai hancur akibat gempa yang terjadi pada Jumat 25 Februari 2022. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Jakarta Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menjadi penyakit tertinggi yang dikeluhkan korban terdampak gempa di daerah itu. Hal ini berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar).

"Data hingga Jumat (4/3/2022) malam penyakit yang paling banyak adalah ISPA, yakni sebanyak 334 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pasaman Barat dr Gina Alecia, di Simpang Empat, Ibu Kota Kabupaten Pasaman Barat, Sabtu (5/3/2022) dilansir Antara.

Menurut dia, kondisi ini terjadi karena ada infeksi di saluran pernapasan yang ditandai dengan gejala batuk, pilek, hingga demam.

Ditengarai ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut yaitu perubahan cuaca karena di lokasi setempat sempat diguyur hujan. Sebab lainnya banyak warga yang tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Gina menuturkan, kasus ISPA ditemukan merata di setiap kelompok umur mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Setelah ISPA, lanjut dia, penyakit tertinggi yang ditemukan adalah demam sebanyak 97 kasus, hipertensi sebanyak 64 kasus, dispepsia 62 kasus, chepalgia (sakit kepala) 60 kasus, selesma (Common Cold) 39 kasus, bronchitis 33 kasus, myalgia 30 kasus, diare (GEA) 20 kasus, dan dermatitis 19 kasus.

"Pada kelompok umur lanjut usia dan orang dewasa banyak ditemukan hipertensi, penyakit perut seperti maag, mual, muntah-muntah hingga diare," jelasnya. 

Ia mengatakan warga yang terserang penyakit tersebut telah ditangani oleh tim medis melalui pemberian obat hingga vitamin yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.


Posko-posko Layanan Kesehatan di Pasaman, Sumbar

Tim SAR mencari korban banjir bandang yang terjadi di Malampah, Kabupaten Pasaman. Banjir bandang terjadi beberapa saat setelah gempa megnitudo 6,1 pada Jumat 25 Februari 2022. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Gina juga mengaku pihaknya membentuk posko-posko layanan kesehatan untuk mengecek serta menangani warga yang memiliki keluhan kesehatan.

Posko itu berada di lokasi pengungsian Kantor Bupati Pasaman Barat, dua posko di Timbo Abu, satu posko di Puskesmas Kajai, Tinggam, dan di SMPN 2.

"Setiap pasien yang ditangani juga terus dilakukan pemantauan kondisinya setiap pagi oleh tim medis," jelas Gina.

Terhadap pasien yang dalam kondisi berat akan dirujuk ke rumah sakit yaitu Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat, dan RSUD Pasaman Barat.

"Hingga Jumat, 4 Maret kemarin malam, jumlah warga yang mengungsi di Pasaman Barat tercatat lebih dari 11 ribu orang," demikian jelas Gina Alecia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya