Liputan6.com, Moskow - Dua perusahaan layanan finansial global ikut mengambil langkah melawan invasi Rusia di Ukraina. Visa dan Mastercard kompak menyetop layanan di negara tersebut.
"Dengan tindakan ini, kartu-kartu yang diterbitkan dari bank-bank Rusia tidak akan bisa didukung oleh jaringan Mastercard. Dan Mastercard yang diterbitkan dari luar negara tersebut tidak akan berfungsi di para merchant atau ATM Rusia," tulis pernyataan resmi Mastercard, pada Sabtu kemarin (5/3).
Baca Juga
Advertisement
Mastercard berkata tidak mudah mengambil keputusan ini karena mereka sudah hadir di Rusia sejak 25 tahun lalu. Pilihan ini diambil oleh Mastercard karena mempertimbangkan dampak invasi Rusia ke Ukraina.
Faktor lain yang disorot Mastercard adalah nasib pegawainya di Ukraina.
"Hal-hal ini telah dan akan terus menjadi hari-hari yang sulit, terutama untuk pegawai-pegawai kami dan keluarga-keluarga mereka di Ukraina," ujar pihak Mastercard.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sanksi Visa
Pada hari yang sama, Visa ikut mengambil langkah serupa. Segala bentuk transaksi Visa dengan kartun yang diterbitkan bank-bank Rusia tidak akan bisa dilakukan.
"Kami terdorong untuk bertindak melihat invasi tak diprovokasi yang dilakukan Rusia kepada Ukraina," ujar chairman dan CEO Visa, Al Kelly, melalui pernyataan di situs resmi Visa.
Visa mengaku menyesalkan akan dampak yang terjadi pada klien, mitra, serta pemegang kartu di Rusia, namun langkah ini dinilai perlu dilakukan.
"Perang dan ancaman yang berlangsung kepada perdamaian dan stabilitasi ini menuntut kami agar merespons sesuai-nilai kami," jelas Kelly.
Sebelumnya, berbagai layanan juga menyetop operasi di Rusia, mulai dari Exxon, Ikea, Spotify, dan Apple.
Advertisement