Rusia Kena Sanksi Lagi: Visa dan Mastercard Hentikan Layanan

Perusahaan-perusahaan swasta ikut ambil tindakan melawan invasi Rusia di Ukraina.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Mar 2022, 10:06 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Moskow, Rusia, 7 Februari 2022. Vladimir Putin dan Emmanuel Macron berupaya menemukan titik temu atas Ukraina dan NATO di tengah kekhawatiran Rusia sedang mempersiapkan invasi ke Ukraina. (SPUTNIK/AFP)

Liputan6.com, Moskow - Dua perusahaan layanan finansial global ikut mengambil langkah melawan invasi Rusia di Ukraina. Visa dan Mastercard kompak menyetop layanan di negara tersebut.

"Dengan tindakan ini, kartu-kartu yang diterbitkan dari bank-bank Rusia tidak akan bisa didukung oleh jaringan Mastercard. Dan Mastercard yang diterbitkan dari luar negara tersebut tidak akan berfungsi di para merchant atau ATM Rusia," tulis pernyataan resmi Mastercard, pada Sabtu kemarin (5/3).

Mastercard berkata tidak mudah mengambil keputusan ini karena mereka sudah hadir di Rusia sejak 25 tahun lalu. Pilihan ini diambil oleh Mastercard karena mempertimbangkan dampak invasi Rusia ke Ukraina. 

Faktor lain yang disorot Mastercard adalah nasib pegawainya di Ukraina. 

"Hal-hal ini telah dan akan terus menjadi hari-hari yang sulit, terutama untuk pegawai-pegawai kami dan keluarga-keluarga mereka di Ukraina," ujar pihak Mastercard.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sanksi Visa

Orang-orang mengantre untuk menarik uang dari ATM Bank Alfa di Moskow, 27 Februari 2022. Warga Rusia berbondong-bondong ke bank dan ATM tak lama setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina dan Barat mengumumkan sanksi yang melumpuhkan ekonomi. (AP Photo/Victor Berzkin)

Pada hari yang sama, Visa ikut mengambil langkah serupa. Segala bentuk transaksi Visa dengan kartun yang diterbitkan bank-bank Rusia tidak akan bisa dilakukan. 

"Kami terdorong untuk bertindak melihat invasi tak diprovokasi yang dilakukan Rusia kepada Ukraina," ujar chairman dan CEO Visa, Al Kelly, melalui pernyataan di situs resmi Visa.

Visa mengaku menyesalkan akan dampak yang terjadi pada klien, mitra, serta pemegang kartu di Rusia, namun langkah ini dinilai perlu dilakukan.

"Perang dan ancaman yang berlangsung kepada perdamaian dan stabilitasi ini menuntut kami agar merespons sesuai-nilai kami," jelas Kelly. 

Sebelumnya, berbagai layanan juga menyetop operasi di Rusia, mulai dari Exxon, Ikea, Spotify, dan Apple.

 


Infografis Invasi Rusia:

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya