Yayasan Internet Indonesia Kecam Serangan ke Pekerja PT PTT di Papua

Menurut Yayasan Internet Indonesia, para korban adalah orang-orang hebat yang berani dan berjuang demi infrastruktur internet yang merata di tanah air

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Mar 2022, 14:00 WIB
Palapa Ring Timur (Foto: PT. Palapa Timur Telematika)

Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Internet Indonesia mengecam aksi penyerangan kelompok bersenjata kepada delapan pekerja PT Palapa Timur Telematika (PTT) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.

Pernyataan ini disampaikan oleh Jamalul Izza, Chairman Yayasan Internet Indonesia melalui pernyataan resminya pada Minggu (6/3/2022).

"Kami turut berduka cita atas delapan korban jiwa karyawan dari PTT. Mereka merupakan orang-orang hebat yang berani dan berjuang demi infrastruktur internet merata di tanah air," kata Jamal.

Jamal mengatakan, insiden ini tidak hanya akan meninggalkan luka mendalam akibat hilangnya nyawa delapan pekerja. Namun ini juga menimbulkan dampak rusaknya beberapa bangunan serta infrastruktur fisik di sekitar Site Repeater B3 yang dikelola PT PTT.

Padahal, kata Jamal, infrastruktur internet merupakan sesuatu yang fundamental dan mampu memberikan banyak manfaat bagi masyarakat di sana.

Terlebih, Indonesia tengah berlomba mempercepat pemerataan konektivitas digital di seantero negeri, termasuk di Papua.

"Tiada hal lain lagi yang bisa dikatakan kecuali penegakan hukum dan pemulihan keamanan agar segera dilakukan oleh pihak berwenang," kata Jamal menegaskan.

Dia berharap agar kejadian ini tidak terulang kembali, terlebih dengan mengorbankan nyawa masyarakat sipil yang tidak bersalah. Jamal pun mengajak agar masyarakat bersama-sama menjaga situasi yang aman, serta mendukung upaya percepatan konektivitas di Papua.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Insiden Saat Perbaikan BTS 3.

Menurut Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga mengatakan, peristiwa itu terjadi saat karyawan PTT sedang melaksanakan perbaikan Tower Base Transceiver Station (BTS) 3.

Hal itu diketahui berdasarkan adanya informasi dari salah satu karyawan PTT melalui sambungan telepon. 

"Hal tersebut terlihat melalui rekaman CCTV Tower PTT bahwa salah seorang karyawan PTT yang selamat bernama NS dan meminta bantuan penyelamatan di Tower BTS 3," kata Aqsha.

Sementara itu, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2022 Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, dari penyerangan tersebut delapan orang dilaporkan meninggal dunia dan satu orang selamat.

Korban yang meninggal dunia yakni berinisial B, R, BN, BT, J, E, S dan PD.

Sebelumnya, delapan orang pegawai PT PTT meninggal dunia usai serangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, pada Rabu pekan ini.


APJII Kutuk Pelaku Penembakan

Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut serangan tersebut sangat brutal. Ketua APJII, Muhammad Arif, menekankan kerugian besar yang terjadi akibat serangan kejam tersebut.

"APJII mengutuk pelaku kerusuhan yang mengorbankan rakyat sipil dan mengganggu infrastruktur telekomunikasi,” kata Ketua APJII, Muhammad Arif dalam keterangan tertulis diterima, Jumat (4/3/2022) malam WIB.

Arif menilai, penyerangan juga bisa berdampak luas terhadap layanan jaringan komunikasi warga Papua.

Sebab, mereka telah menyerang dan memewaskan para pegawai yang tengah memperbaiki infrastruktur telekomunikasi di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.

"Infrastruktur telekomunikasi bersifat netral dan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga tidak semestinya menjadi sasaran kerusuhan dan kekerasan atas nama apa pun," ucap Arif.

Arif berharap, tidak ada lagi korban lanjutan pasca penyerangan ini. Bagi APJII, mereka para pekerja telekomunikasi adalah pejuang garis depan yang tugas mulia menghubungkan informasi masyarakat di Indonesia Timur.

(Dio/Ysl)


Infografis Baku Tembak TNI Vs KKB Papua

Infografis Baku Tembak TNI Vs KKB Papua. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya