Liputan6.com, Banyumas - Suasana tenang di kawasan pedesaan sekitar lereng Gunung Slamet, Sabtu 5 Maret 2022, mendedak berubah hiruk pikuk setelah warga mendengar suara gemuruh disusul suara ledakan dahsyat dan diikuti semburan asap membumbung dari puncak Gunung Slamet.
Rupanya suara tersebut bersumber dari letusan Gunung Slamet. Warga masyarakat di lereng Gunung Slamet pun histeris. Warga yang ketakutan berlarian keluar rumah mencari perlindungan.
Ada beberapa warga yang saat berlari menyelamatkan diri terjatuh hingga luka-luka sampai patah kaki. Ada juga yang luka bakar karena terkena percikan abu vulkanik yang disemburkan Gunung Slamet hingga terjerembab ke dalam parit.
Baca Juga
Advertisement
Ada juga seorang wanita yang sedang hamil tergeletak di tepi jalan dengan luka-luka yang serius. Serta ada perempuan dan pria muda yang cidera meski tidak terlalu serius.
Puluhan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) yang datang ke lokasi kemudian cepat tanggap. Mereka memberikan pertolongan kepada para korban. Ada yang memberikan pertolongan kepada korban luka. Menandu korban ke mobil ambulan dan mengevakuasi ke tempat pengungsian.
Sementara, di tempat lain ratusan warga diungsikan ke lokasi aman yang sudah dipersiapkan. Tapi tak sedikit pengungsi yang kemudian teriak-teriak karena bantuan tak kunjung tiba.
"Pak Kades, jangan wawancara terus. Warganya belum pada kelaparan. Bantuannya nggak datang-datang," tutur seorang wanita warga lereng Gunung Slamet di tempat pengungsian di Kutayasa, Sumbang, dalam simulasi erupsi Gunung Slamet, mengutip keterangan tertulis PMI Banyumas, Minggu (6/3/2022).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Simulasi Erupsi Gunung Merapi
Di luar pengungsian, sirene mobil ambulans meraung-raung hilir mudik menuju lokasi korban luka yang telah ditolong relawan dan membawanya ke rumah sakit. Puluhan relawan pun sibuk namun cekatan memberikan pertolongan pertama kepada korban luka dan menandunya ke lokasi aman.
Suasana kalut akibat erupsi Gunung Slamet tersebut bukan peristiwa nyata. Peristiwa yang ada di kompleks Agrowisata Karang Panginyongan (AKP) merupakan simulasi yang dilakukan oleh relawan PMI dari eks-Bakorwil III yang meliputi eks wilayah Karesidenan Banyumas dan Karesidenan Pekalongan.
"Simulasi yang berlangsung di Agrowisata Karang Panginyongan merupakan rangkaian kegiatan Latihan Gabungan Relawan PMI se-Eks Bakorwil III yang berlangsung dari 3-5 Maret 2022. Kebetulan tahun 2022 ini PMI Kabupaten Banyumas bertindak selaku tuan rumah," jelas Wakil Ketua II PMI Kabupaten Banyumas dokter Tangguh Budi Prasetyo saat memonitor jalannya simulasi Sabtu (5/3/2022).
Ia mengatakan para relawan PMI di eks Bakorwil III secara rutin melaksanakan latihan gabungan agar terjalin sinergitas di antara sesama relawan. Apabila sudah terjalin sinergitas, bila sewaktu-waktu terjadi bencana para relawan di wilayah eks-Bakorwil III akan mudah untuk saling koordinasi, membantu dan kerja sama dalam menangani bencana alam.
Kepala Markas PMI Banyumas Ariono menambahkan latihan gabungan yang diakhiri dengan simulasi sebagai praktik dalam pelatihan diikuti relawan PMI yang berasal dari 11 Kabupaten/Kota. Yakni Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara. Kemudian Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kebupaten Pemalang, Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang.
Advertisement
Mitigasi dan Kesiapan Tanggap Darurat
"Tiap PMI kabupaten/kota mengirimkan 10 relawan plus satu pendamping. Total peserta pelatihan dan simulasi ada 121 orang. Tujuan diadakannya pelatihan dan simulasi, disamping untuk mempererat silaturahmi, juga untuk meningkatkan kapasitas relawan dalam penanggulangan bencana dan supaya terbiasa melakukan koordinasi antarrelawan kabupaten/kota," Arionomenjelaskan.
Dalam simulasi yang digelar sebelum penutupan pelatihan, lanjut Ariono, diilustrasikan Gunung Slamet menunjukkan adanya peningkatan aktivitas yang memerlukan kesiapsiagaan dari kabupaten/kota di Jateng yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Gunung Slamet.
Dalam perkembangannya, laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terdapat peningkatan aktivitas Gunung Slamet hingga statusnya naik menjadi waspada (level II) sampai siaga (level III).
PMI Kabupaten Banyumas yang mendapat informasi dari BPBD mengambil langkah-langkah mulai dari inventarisasi sarana prasarana. Melakukan koordinasi dengan BPBD dan instansi lain yang terkait serta meminta bantuan dari PMI tetangga yang berbatasan.
"Pada simulasi para relawan gabungan dibagi ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan kebutuhan saat benana erupsi nyata adanya. Jadi ada posko kendali, posko pengungsian, posko kesehatan, posko bantuan dan sebagainya. Meski hanya simulasi tetapi para relawan melakukan praktik seperti saat erupsi nyata adanya,'' jelas Ariono.
Simulasi dilaksanakan mulai dari jam 08.00 hingga pukul 12.30 sampai dilakukan evaluasi atas pelaksanaan simulasi oleh pelatih yang sudah berpengalaman terjun dalam penanggulangan bencana di berbagai daerah. Para peserta simulasi sangat antusias dan merasakan pentingnya koordinasi antarrelawan PMI Kabupaten/Kota.
Tim Rembulan