Harga Minyak Meroket Imbas Invasi Rusia ke Ukraina, Bursa Saham Asia Lesu

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada Senin, 7 Maret 2022 seiring lonjakan harga minyak dan investor pantau geopolitik Rusia-Ukraina.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Mar 2022, 08:56 WIB
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin pagi (7/3/2022) di tengah harga minyak yang melonjak dan invasi Rusia ke Ukraina yang masih berlanjut. Hal itu membebani sentimen investor secara global.

Pada awal sesi perdagangan, di Jepang, indeks saham Nikkei anjlok 3,03 persen. Indeks saham Topix melemah 2,91 persen. Indeks Korea Selatan Kospi turun 1,8 persen. Sementara itu, di Australia, indeks saham Australia susut 0,76 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,72 persen.

Sementara itu, harga minyak melambung pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak internasional Brent berjangka naik 8,5 persen menjadi USD 128,15 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat bertambah 7,57 persen menjadi USD 124,44 per barel. Dilansir dari CNBC, Senin (7/3/2022).

Kenaikan harga minyak terjadi setelah pemerintah Amerika Serikat dan sekutunya mempertimbangkan untuk melarang impor minyak dan gas alam Rusia.

Sementara itu, China akan mengumumkan data neraca dagang Februari 2022. Sebelumnya, China umumkan prediksi pertumbuhan ekonomi 5,5 persen pada 2022.

Indeks dolar AS berada di posisi 98,835 dari posisi sebelumnya 97,6. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,95 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,7392.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Wall Street Melemah pada 4 Maret 2022

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 4 Maret 2022 meski laporan data tenaga kerja lebih kuat dari perkiraan. Wall street yang tertekan seiring perkembangan yang mengkhawatirkan di Ukraina bebani sentimen.

Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones turun 179,86 poin atau 0,53 persen menjadi 33.614,80. Indeks S&P 500 susut 0,79 persen menjadi 4.328,87. Indeks Nasdaq tergelincir 1,66 persen menjadi 13.313,44. Indeks Dow Jones melemah lebih dari 500 poin ke posisi terendah mencatatkan penurunan dalam empat hari berturut-turut.

Wall street yang melemah mengikuti laporan asap yang terlihat dari pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina dan terbesar di Eropa setelah pasukan Rusia menyerang.

Laporan Jumat pagi menunjukkan Rusia telah merebut pabrik di Zaporizhzhia. Kedutaan besar Amerika Serikat di Kiev menyebutkan serangan itu sebagai kejahatan perang.

"Saya pikir pasar mungkin sedang dalam proses berada ke level terendah, tetapi sangat sulit untuk memetakan jenis masalah geopolitik saat ini. Sejarah penuh pelajaran, tetapi setiap perang dan situasi berbeda," ujar Direktur Investasi BNY Mellon Wealth Management Jeff Mortimer dilansir dari CNBC, Sabtu (5/3/2022).

Harga energi menguat setelah serangan itu. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat naik 7 persen menjadi USD 115 per barel.

Harga minyak Brent naik lebih dari 6 persen menjadi hampir USD 118. Pada Jumat pekan ini, Gedung Putih tidak mengesampingkan laporan impor minyak Rusia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya