Mitos Kesehatan Sepekan: Favipiravir Bikin Kuku Menyala hingga Mengonsumsi Hujan Es Bisa Meningkatkan Imun Tubuh

Beberapa kabar hoaks dan mitos kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 07 Mar 2022, 11:00 WIB
ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat. Salah satunya klaim kuku penyintas Covid-19 yang mengkonsumsi Favipiravir menyala ketika disinar UV.

Informasi kuku penyintas Covid-19 yang mengkonsumsi Favipiravir akan menyala ketika disinar UV diunggah salah satu akun TikTok.

Video tersebut menampilkan seorang membagikan informasi kuku menyala pada orang yang sedang dan sudah mengkonsumsi obat Covid-19. Selain itu juga menampilkan kuku nampak lebih terang ketika diberi sinar berwarna ungu yang diklaim sebagai sinar UV,

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"kuku ex penyintas covid bisa gini #ceritakuku #samasamabelajar"

Namun setelah ditelusuri, informasi kuku penyintas Covid-19 yang mengkonsumsi Favipiravir menyala ketika disinar UV tidak benar.

Informasi kuku penyintas Covid-19 yang mengkonsumsi Favipiravir akan menyala ketika disinar UV tidak ada dasar ilmiahnya.

Selain klaim kuku penyintas Covid-19 yang mengkonsumsi Favipiravir menyala ketika disinar UV, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri selama sepekan. Berikut rangkumannya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Kulit Bayi Baru Lahir Melepuh karena Sang Ibu Divaksin COVID-19

Gambar Tangkapan Layar Klaim Kulit Bayi Melepuh karena Sang Ibu Disuntik Vaksin COVID-19 (sumber: Facebook).

Klaim tentang kulit bayi yang baru lahir melepuh karena sang ibu disuntik vaksin COVID-19 beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada 26 Februari 2022.

Akun Facebook tersebut mengunggah gambar seorang bayi yang kulit paha dan punggungnya memerah. Kulit bayi itu diklaim melepuh karena efek dari vaksin yang diterima sang ibu.

"KULIT BAYI BARU LAHIR MELEPUH SANG IBU V*KS*N SEBELUM MELAHIRKAN," demikian narasi dalam gambar tersebut.

"Awww sakit nya di enjusss," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan mendapat 4 komentar warganet.

Setelah ditelusuri, klaim kulit bayi yang baru lahir melepuh karena sang ibu disuntik vaksin COVID-19 ternyata tidak terbukti. Faktanya, tidak ada hubungan antara vaksinasi COVID-19 saat hamil dengan kejadian tersebut.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 


Mengonsumsi Hujan Es Bisa Meningkatkan Imun Tubuh

Gambar Tangkapan Layar Klaim Mengonsumsi Hujan Es dapat Meningkatkan Imun Tubuh (sumber: Facebook).

Klaim mengonsumsi hujan es dapat meningkatkan imun tubuh beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 20 Februari 2022.

Akun Facebook tersebut mengunggah video dan gambar hujan es yang turun di salah satu rumah warga. Video itu kemudian diberi narasi bahwa hujan es dapat meningkatkan imun tubuh.

"Fenomena Hujan ES!

Dulu ketika masih kanak2 terjadi hujan es,ibu membiarkan kami behujan2n dihalaman sambil sesekali kami makan esnya😁dan sampe sekarang beliau masih msh mengingatkan😁😂🙏

beliau tidak melarang,

Ternyata banyak hikmahnya!

1.imun tubuh

2.bersyukur

3........

اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

🤲🤲

“Allahumma shayyiban nafi’an."Ya Allah, curahkanlah air hujan yang bermanfaat.

(HR Bukhari dari Aisyah RA)," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 16 kali direspons dan mendapat 8 komentar warganet.

Setelah ditelusuri, klaim mengonsumsi hujan es dapat meningkatkan imun tubuh ternyata tidak benar. Faktanya, mengonsumsi hujan es tidak bisa meningkatkan imun tubuh.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya