Capaian Ekonomi Hijau dan Penurunan Emisi Karbon pada Hari Jadi ke-50 UNEP

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya, memaparkan raihan RI terkait isu Ekonomi Hijau dan Pembangunan Rendah Emisi Emisi Karbon.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Mar 2022, 12:37 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya, memaparkan raihan RI terkait isu Ekonomi Hijau dan Pembangunan Rendah Emisi Emisi Karbon (KBRI Nairobi)

Liputan6.com, Nairobi - Melalui rekaman pernyataan yang disampaikan pada perayaan Hari Jadi ke-50 United Nations Environment Programme (UNEP) atau UNEP@50, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya, memaparkan raihan RI terkait isu Ekonomi Hijau dan Pembangunan Rendah Emisi Emisi Karbon.

"Melalui kerjasama dengan UNEP, Indonesia mampu mencapai hasil memuaskan dalam memobilisasi kesadaran sosial dan memberikan pelatihan khusus yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai hambatan kritis, merumuskan dan menilai beragam alternatif kebijakan, dan mengeskekusinya untuk menghijaukan ekonomi di Indonesia. Kita perlu mendorong penguatan UNEP sebagai organisasi utama lingkungan, dan menyerukan tindakan dan komitmen untuk segera memecahkan tantangan lingkungan." kata Siti Nurbaya, ditulis Senin (7/3/2022).

Pada perayaan bertajuk "UNEP@50: Strengthening UNEP for the implementation of the environmental dimension of the 2030 Agenda for Sustainable Development" yang dilaksanakan di Kantor PBB di Nairobi, Kenya, negara anggota UNEP menyepakati sebuah Deklarasi Politik yang memuat komitmen bersama negara anggota untuk bahu-membahu menjawab tantangan lingkungan global.

Hadir secara fisik delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Laksmi Dhewanthi, didampingi Wakil Tetap Indonesia untuk UNEP, Duta Besar Mohamad Hery Saripudin dan team KBRI Nairobi.

"Indonesia sangat mendorong kerangka kerja sama dan kemitraan yang mencakup seluruh kalangan stakeholders, termasuk negara berkembang, yang memiliki latar belakang, pandangan, dan kemampuan yang sama," jelas Dirjen Laksmi Dhewanthi.

"Dari pengalaman dan pengamatan kami, kolaborasi yang kuat dan kokoh yang didasarkan pada rasa saling menghormati, saling percaya dan saling memberikan manfaat, adalah persyaratan utama untuk membangun dunia pascapandemi yang tangguh dan inklusif." tambahnya.

Dirjen Laksmi yang juga merupakan Ketua Delegasi Indonesia yang hadir secara langsung pada pertemuan di Nairobi menambahkan, "atas alasan itu, Indonesia merupakan proponent utama dalam kerangka Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular, sebagaimana tercermin dalam Deklarasi Politik ini dan Strategi Jangka Menengah UNEP periode 2022-25."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Terkait UNEP

Ilustrasi perubahan iklim (AFP)

Tahun 2022 merupakan tonggak bersejarah bagi komunitas lingkungan global dan UNEP. Tahun ini menandai lima puluh tahun pelaksanaan Konferensi PBB tahun 1972 tentang Lingkungan Manusia, pertemuan internasional pertama tentang isu lingkungan.

Pertemuan tahun 1972 yang juga disebut sebagai Konferensi Stockholm telah mendorong pembentukan kementerian dan lembaga lingkungan di seluruh dunia hingga pembentukan UNEP. Selama 50 tahun UNEP telah mengoordinasikan upaya di seluruh dunia untuk menghadapi tantangan lingkungan global.

Kolaborasi ini telah membantu upaya memperbaiki lapisan ozon, mengurangi penggunaan bahan bakar bertimbal, menghentikan kepunahan beberapa spesies yang terancam, dan masih banyak lagi.

Pengaruh dari pertemuan-pertemuan dalam kerangka UNEP serta berbagai penelitian ilmiah memberikan platform bagi negara-negara untuk terlibat dan bekerja sama untuk memajukan agenda lingkungan global.


Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona

Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya