Minyak Zaitun Bisa Kurangi Risiko Penyakit dan Kematian Dini, Begini Kata Penelitian

Menurut beberapa penelitian, minyak zaitun ini dapat membantu mengurangi risiko diabetes, kolesterol tinggi, demensia, kehilangan memori, depresi, dan kanker payudara.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2022, 09:06 WIB
ilustrasi minyak/copyright unsplash.com/Roberta Sorge

Liputan6.com, Jakarta Menggunakan minyak zaitun sebagai pengganti margarin, mentega, atau lemak jenuh lainnya dapat melindungi diri dari kematian akibat kanker, penyakit kardiovaskular, pernapasan, demensia, dan kondisi lainnya.

"Ini adalah kombinasi dari keduanya yaitu untuk mengurangi jumlah lemak jenuh, pada saat yang sama Anda meningkatkan lemak tak jenuh tunggal yang ditemukan dalam minyak zaitun," jelas salah satu kepala editor medis dari Harvard Health Publishing Howard LeWine seperti melansir laman CNN, Selasa (8/3/2022).

LeWine melanjutkan, "Intinya, menggunakan minyak zaitun setiap kali Anda bisa sebagai pengganti lemak jenuh saat memasak atau dalam saus salad.”

Studi yang dilakukan oleh tim peneliti ini bertujuan untuk membandingkan antara diet dengan catatan penyakit serta kematian orang-orang tersebut dari waktu ke waktu.

Dalam hal ini, para pria dan wanita mengganti lebih dari 2 sendok teh (10 gram) margarin, mentega, mayones, atau lemak susu dengan jumlah minyak zaitun yang sama memiliki risiko kematian hingga 34 persen.

"Hasil kami menyarankan untuk mengganti lemak jenuh dan lemak hewani dengan minyak nabati tak jenuh, seperti minyak zaitun, untuk pencegahan kematian dini," tutur penulis studi sekaligus peneliti senior di Harvard TH Chan School of Public Health Marta Guasch-Ferre.

Sementara itu, orang-orang yang melaporkan bahwa dirinya mengonsumsi minyak zaitun tingkat tertinggi memiliki risiko 19 persen lebih rendah meninggal akibat kondisi jantung, 17 persen lebih rendah risiko kematian akibat kanker, 29 persen lebih rendah risiko kematian akibat penyakit neurodegeneratif, dan 18 persen lebih rendah risiko penyakit jantung.

Semua itu dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang mengonsumsi minyak zaitun sebagai pengganti lemak jenuh, kata Susanna Larsson, seorang profesor epidemiologi di Karolinska Institutet di Swedia.

Sebagai informasi, minyak zaitun atau laderá berasal dari bahasa Yunani. Minyak ini adalah makanan pokok utama dalam diet Mediterania.

Menurut beberapa penelitian, minyak zaitun ini dapat membantu mengurangi risiko diabetes, kolesterol tinggi, demensia, kehilangan memori, depresi, dan kanker payudara.

 

 


Gaya Hidup Sehat

Minyak Zaitun untuk Rambut | unsplash.com

Guasch-Ferre mengatakan, pria dan wanita yang berada di dalam penelitian ini cenderung lebih aktif secara fisik atau makan lebih banyak buah dan sayuran daripada mereka yang makan lebih sedikit minyak zaitun. Selain itu, mereka juga cenderung tidak merokok.

"Memang benar bahwa kadang-kadang mungkin sulit untuk menguraikan efek nyata dari minyak zaitun versus memiliki perilaku sehat lainnya," tuturnya.

Namun, penelitian ini memang menyesuaikan sejumlah faktor pembaur potensial.

"Di dalamnya termasuk faktor makanan, gaya hidup, riwayat penyakit serta faktor status sosial ekonomi dan hubungannya signifikan, bahkan setelah disesuaikan dengan BMI (indeks massa tubuh)," lanjutnya.

Temuan penting lain dari penelitian ini, kata Guasch-Ferre, adalah manfaat mengganti lemak tidak sehat seperti mentega dan produk susu penuh lemak dan mayones.

Dia menegaskan, "Dengan meningkatkan minyak zaitun untuk memasak dan memanggang, itu bisa serupa dengan populasi Mediterania lainnya."

Sebagai catatan, “Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung gagasan bahwa makan lebih banyak minyak zaitun dikaitkan dengan penambahan berat badan. Minyak zaitun mungkin bisa meningkatkan rasa kenyang yang berpotensi mengurangi konsumsi makanan ringan yang tidak sehat.," tambahnya.

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya