Sejarah Azan dan Kisah Bilal Jadi Muazin Pertama di Zaman Rasulullah SAW

Jika menilik sejarahnya, azan diperuntukkan untuk memanggil umat Islam melaksanakan salat wajib. Kala itu di zaman Nabi Muhammad memang belum ada penanda waktu salat tiba.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 08 Mar 2022, 01:30 WIB
Ilustrasi azan. (Photo by Positive Moslem Attitude on Unsplash)

Liputan6.com, Denpasar - Azan dikumandangkan tidak hanya untuk memanggil umat Islam melaksanakan ibadah salat lima waktu. Azan sering dikumandangkan ketika bayi baru dilahirkan, ketika terjadi bencana, hingga ketika seseorang meninggal dunia.

Namun jika menilik sejarahnya, sebenarnya azan semula dikumandangkan untuk memanggil umat Islam melaksanakan salat wajib. Kala itu di zaman Nabi Muhammad memang belum ada penanda waktu salat .

Melansir NU Online, pada masa awal di Madinah, umat Islam berkumpul di masjid untuk menunggu waktu salat tiba. Mereka salat tanpa ada penanda sebelumnya.

Beberapa sahabat mengusulkan kepada Rasulullah SAW agar membuat tanda waktu salat tiba. Apalagi saat itu jarak rumah beberapa sahabat cukup jauh dari masjid.

Ada juga sahabat yang bertambah kesibukannya sehingga tidak bisa menunggu waktu salat tiba di masjid. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Usulan Sahabat Nabi

Seorang sahabat nabi, Abdullah bin Zaid mengatakan bahwa Nabi Muhammad berkeinginan untuk mencari cara dalam memberitahukan waktu salat. Namun, nabi belum juga menemukannya.

Sahabat nabi lain mengusulkan tanda waktu salat tiba dengan lonceng seperti nasrani atau terompet seperti yahudi. Beberapa sahabat lain mengusulkan dengan menyalakan api sehingga umat Islam yang jauh dari masjid bisa melihatnya. Namun, semua usulan tersebut ditolak Nabi Muhammad.

Abdullah bin Zaid bermimpi melihat seruan azan. Ia didatangi oleh seseorang yang berjubah hijau dengan membawa lonceng. Awalnya Abdullah bin Zaid akan membeli lonceng tersebut untuk memanggil orang salat. Namun sosok yang berjubah hijau itu menyarankan mengucapkan kalimat untuk menyerukan umat Islam saat.

Ternyata kalimat tersebut adalah azan sebagai penanda waktu salat sekaligus memanggil umat Islam melaksanakan salat. Kalimat tersebut berbunyi: Allahu Akbar Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Hayya 'alash sholah hayya 'alash sholah, Hayya 'alal falah hayya 'alal falah, Allahu Akbar Allahu Akbar, dan La ilaha illallah.

Abdullah bin Zaid pun tak tinggal diam. Ia menceritakan mimpinya kepada Nabi Muhammad.


Bilal Muazin Pertama

Kemudian Nabi Muhammad meminta Abdullah bin Zaid mengajari Bilal bin Rabah tentang cara melafalkan kalimat azan. Bilal pun akhirnya mengumandangkan azan atas perintah Nabi Muhammad.

Selain lantang dan merdu, Bilal sangat menghayati kalimat demi kalimat saat mengumandangkan azan. Ia juga punya disiplin dan keberanian yang tinggi. Hal tersebut menjadi alasan Bilal sebagai muazin pertama di zaman Nabi Muhammad.

Bilal adalah muazin pertama yang mengajak umat Islam salat dengan mengumandangkan azan di zaman Nabi Muhammad. Bilal juga yang mengumandangkan azan ketika Nabi Muhammad SAW wafat.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya