Airbnb Bakal Terima Pembayaran Kripto hingga Bantu Pengungsi Ukraina

Airbnb pertimbangkan pembayaran kripto sembari fokus memberikan pengungsian pada warga Ukraina.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 08 Mar 2022, 11:07 WIB
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - CEO Airbnb, Brian Chesky, berbicara tentang cryptocurrency dan upaya perusahaannya untuk membantu pengungsi Ukraina dalam sebuah wawancara dengan CNBC Selasa. 

Menurut situs webnya, Airbnb memiliki sekitar 6 juta listing aktif di seluruh dunia, dengan lebih dari 4 juta host. Ada 100.000 kota dan kota dengan daftar Airbnb aktif.

Chesky ditanya apakah Airbnb akan menerima kripto karena beberapa orang di Ukraina mencoba menerima pembayaran dalam mata uang kripto setelah invasi Rusia. 

"Airbnb, maksud saya, saya secara pribadi mendukung gagasan kripto, tentu saja. Saya pikir ini adalah teknologi yang sangat menarik,” kata Chesky menjawab pertanyaan, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (8/3/2022).

“Saya menggunakan Twitter di awal tahun dan saya bertanya kepada komunitas di Twitter apakah Airbnb dapat meluncurkan sesuatu pada tahun 2022, apakah itu? Tanggapan nomor satu adalah untuk menambahkan pembayaran kripto, jadi saya memiliki tim yang memeriksanya,” lanjut Chesky.

Meskipun Chesky telah menyatakan hal tersebut, hingga saat ini belum ada konfirmasi dalam waktu dekat kapan Airbnb bisa menerima kripto sebagai opsi pembayaran. 

Chesky mengatakan tidak mungkin kripto apa pun akan diimplementasikan secepat itu.

“Jadi saat ini kami benar-benar fokus pada penyediaan perumahan bagi para pengungsi. Itulah yang saya telah memobilisasi tim untuk melakukannya,” ujarnya. 

Airbnb telah memikirkan tentang cryptocurrency selama beberapa waktu. Dalam prospektusnya yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) pada November tahun lalu, perusahaan tersebut menyebut blockchain dan cryptocurrency sebagai beberapa teknologi yang sedang dipertimbangkan.

Airbnb pada Senin mengumumkan mereka menawarkan perumahan sementara gratis untuk 100.000 pengungsi dari Ukraina. Sejak awal invasi Rusia, lebih dari 600.000 warga sipil telah meninggalkan Ukraina, menurut PBB. 

Uni Eropa memperkirakan hingga empat juta orang mungkin mencoba meninggalkan Ukraina karena invasi Rusia.

"Kami menjangkau pemerintah di Polandia dan Jerman dan Hongaria dan Rumania, dan negara-negara bahkan di sebelah barat mereka untuk menawarkan bantuan,” pungkas Chesky. 


Airbnb Setop Beroperasi di Rusia dan Belarusia

Ilustrasi Airbnb. Kredit: TeroVesalainen from Pixabay

Sebelumnya, Airbnb menghentikan operasi di Rusia dan Belarusia. Keputusan perusahaan diumumkan oleh sang CEO Brian Chesky dalam sebuah tweet.

"Airbnb menangguhkan semua operasi di Rusia dan Belarusia," tulis Chesky melalui akun Twitter pribadinya @bchesky.

Menurut laporan Reuters, seperti dikutip dari Engadget, Jumat, 4 Maret 2022, operasi Airbnb yang berhenti sementara termasuk sekitar 90.000 persewaan jangka pendek aktif pada berbagai platform di Rusia dan lebih dari 1.800 di Belarusia.

Terkait invasi Rusia ke Ukraina, Chesky pada Senin minggu ini, menawarkan tempat tinggal gratis untuk 100.000 pengungsi Ukraina yang melarikan diri ke negara-negara Eropa termasuk Polandia, Jerman, Hongaria, dan Rumania.

Beberapa pengguna Airbnb juga mengambil sikap sendiri, di mana sejumlah masyarakat membeli persewaan Airbnb di Ukraina untuk membantu mendapatkan uang bagi penduduk yang menghadapi kesulitan ekonomi.

"Saya dan istri baru saja memesan apartemen Anda selama satu minggu, tetapi tentu saja kami tidak akan berkunjung. Ini hanya agar Anda dapat menerima sejumlah uang," tulis seorang pengguna kepada seorang penyewa Airbnb di Ukraina.

Airbnb juga telah setuju untuk membebaskan biaya tamu dan tuan rumah untuk semua pemesanan di Ukraina.

Hingga berita ini naik, Chesky belum mengungkap kapan perusahaan akan kembali membuka layanannya di Rusia dan Belarusia.  

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya