Rusia Invasi Ukraina, Miliarder AS: Perang Dunia III Dimulai

Miliarder asal AS menyebut Perang Dunia III kemungkinan sudah dimulai di tengah konflik Rusia-Ukraina. Apakah dampaknya seperti perang dunia sebelumnya?

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Mar 2022, 21:00 WIB
Sebuah mobil rusak di luar balai kota Kharkiv yang hancur akibat penembakan pasukan Rusia pada 1 Maret 2022. Alun-alun pusat kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, dibombardir oleh pasukan Rusia -- menghantam gedung pemerintahan lokal -- kata gubernur Oleg Sinegubov. (Sergey BOBOK / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus hedge fund asal Amerika Serikat (AS) Bill Ackman menyebutkan, Perang Dunia III kemungkinan sudah dimulai di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina.

"Pada Januari 2020, saya mengalami mimpi buruk tentang potensi pandemi, tetapi semua orang sepertinya menganggap saya gila. Saya mengalami mimpi buruk yang sama sekarang," kata Ackman dalam sebuah unggahan di Twitter, dikutip dari CNBC International, Selasa (8/3/2022).

"Perang Dunia III kemungkinan sudah dimulai, tetapi kita lamban dalam mengetahuinya," terang dia.

Ia menambahkan, AS dapat menahan perang dunia tersebut dengan cara menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Dengan embargo tersebut maka akan mencegah Rusia mendapat uang untuk  mendanai perang.

Bill juga mengatakan bahwa sebaiknya Eropa mengikuti langkah AS begitu permintaan gas menurun di Musim Semi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin 7 Maret 2022 mengeluarkan seruan baru terkait boikot internasional terhadap minyak Rusia. 

Pejabat Uni Eropa juga mengungkapkan akan membahas proposal untuk mengakhiri ketergantungan blok tersebut pada bahan bakar dari Rusia.

Sementara itu, harga minyak mentah Brent, yang merupakan patokan minyak global, dan harga minyak berjangka WTI AS telah melonjak ke jumlah tertinggi dalam 13 tahun.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sejumlah Negara di Dunia Sumbangkan Dana Bantu Ukraina Hadapi Invasi

Seorang perempuan memegang anjingnya dengan tali saat melintasi perbatasan di Vysne Nemecke, Slovakia, 3 Maret 2022. Badan pengungsi PBB , UNHCR pada Kamis (3/3) melaporkan 1 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia sepekan lalu. (AP Photo Darko Vojinovic)

Ackman, yang merupakan CEO Pershing Square Capital, juga menyebutkan bahwa bantuan pasokan senjata, intelijen, dan drone terbaik dari negara-negara Barat memungkinkan anggota NATO membantu Ukraina tanpa menempatkan pasukan di lapangan.

Sejumlah negara di seluruh dunia telah memasok senjata dan dana ke Ukraina untuk membantu negara itu mempertahankan diri dari invasi pasukan Rusia.

Pemerintahan Presiden Joe Biden diketahui telah meminta Kongres AS untuk menyetujui pendanaan senilai miliaran dolar untuk Ukraina sejak Rusia melancarkan serangannya pada 24 Februari.

Di sisi lain, Ackman berpendapat bahwa keengganan NATO untuk terlibat secara langsung karena ancaman nuklir dari Rusia, adalah langkah strategis yang buruk.

"Lalu apa yang kita lakukan ketika (Putin) menginginkan lebih?,"ujar Ackman.

"Ancaman nuklir tidak berbeda ketika dia mengambil negara berikutnya, baik negara itu bagian dari NATO atau bukan, dan pada saat itu kita secara strategis tampaknya lebih buruk," sebutnya.

"Satu-satunya cara optimis yang bisa saya lihat dari perang ini adalah baiknya China turun tangan dan menengahi gencatan senjata serta penyelesaian nyata," kata Ackman.

"Dalam penyelesaian, Ukraina bisa setuju bahwa mereka tidak akan pernah bergabung dengan NATO. Rusia, pada gilirannya, dapat menarik diri dan sanksi dapat dibatalkan," bebernya.


Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya