Liputan6.com, Jakarta Belajar dari pandemi COVID-19, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mendorong perluasan kapasitas riset vaksin dan terapeutik. Upaya tersebut tak hanya memastikan penanganan pandemi saat ini, melainkan pencegahan bila pandemi sewaktu-waktu bisa terjadi di masa depan.
Perluasan kapasitas riset vaksin dan terapeutik termasuk bagian yang disuarakan dalam Presidensi G20 Indonesia. Hal ini masuk pada fokus agenda mengembangkan pusat manufaktur dan pengetahuan global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi (expending global manufacturing and knowledge hubs for Pandemic prevention, preparedness and response).
Baca Juga
Advertisement
"Kita perlu memperluas pusat riset, manufaktur, dan hub untuk pencegahan pandemi ke depannya. Tentunya, pandemi menuntut cara berpikir baru tentang sistem kesehatan dan kita tidak boleh hanya berfokus pada satu hal saja," beber Budi Gunadi saat acara T20 Indonesian Healthcare Future Forward, Selasa (8/3/2022).
"Dalam memperluas pusat riset dan manufaktur, khususnya untuk vaksin dan terapi. Keduanya berperan dalam kemajuan diagnostik dan alat perlindungan kesehatan."
Dari helat pertemuan G20 Indonesia, Budi Gunadi berharap kerja sama dan kolaborasi negara-negara lain untuk bersama menghadapi pandemi dan memperkuat sistem kesehatan global.
"Bersama-sama, kita perlu menanggulangi pandemi. Penting untuk menegakkan kembali bagaimana sistem kesehatan secara global bekerja lebih baik," ucapnya.
Harmonisasi Protokol Kesehatan Global
Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Budi Gunadi Sadikin kembali menyampaikan, ada tiga agenda di sektor kesehatan. Agenda ini juga menjadi topik yang diusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kami mendorong negara-negara untuk membangun ketahanan sistem kesehatan global kami dengan mensinergikan mobilisasi penanggulangan medis esensial dan keuangan," lanjutnya.
"Kemudian meningkatkan sistem pengawasan kesehatan Global. Bersama-sama, kita harus meningkatkan kapasitas untuk mencegah, mendeteksi, dan menanggapi pandemi secara efektif dengan cara yang sangat terkoordinasi."
Upaya koordinasi yang dilakukan, antara lain dengan mengoptimalkan penelitian genomik dan berbagi platform data genom. Fokus agenda juga menyasar harmonisasi protokol kesehatan, yang berkaitan dengan mobilitas global.
"Sangat penting untuk memastikan standar protokol kesehatan komprehensif. Kita harus menyadari bahwa permasalahan zaman modern membutuhkan solusi yang inovatif," Menkes Budi menambahkan.
"Bersama, kita perlu menyelaraskan protokol kesehatan global, sehingga kita tidak lagi memiliki protokol yang sulit (berbeda-beda) dalam perjalanan internasional. Kemudian mengaktifkan aplikasi digital sistem informasi kesehatan dalam mobilitas lintas batas negara."
Baca Juga
Advertisement