Liputan6.com, Jakarta - YouTuber Andy Sugar buka suara mengenai status dirinya yang kerap dikira Crazy Rich Surabaya. Ia memastikan sebutan yang diterimanya dari warganet di media sosial adalah sesuatu yang keliru. Meski populer dan terkenal, Andy hanya masyarakat biasa.
"Aku lahir di keluarga yang terbilang biasa banget," kata YouTuber bernama asli Andi Sugiarto Budiman menjelaskan kepada pewarta di Jakarta, Selasa (8/3/2022). Andy mengatakan, ia merupakan YouTuber asli Surabaya, Jawa Timur.
Kehidupan Andy sama seperti masyarakat biasa pada umumnya. Ia pernah merasakan ekonomi tak berjalan baik karena tak memiliki uang yang cukup. "Aku pernah nggak punya uang buat beli nasi goreng depan rumah yang cuma 10 ribu rupiah," dia menjelaskan.
Baca Juga
Advertisement
Konten Prank
Andy membeberkan jika dirinya hanya memproduksi konten prank di awal kariernya sebagai YouTuber. Tetapi aktifitas itu tak bisa lagi dilanjutkannya mengingat wabah Covid-19 melanda Indonesia dan menjadikan dirinya tak bebas berdekatan dengan orang lain.
"Aku nggak bisa lagi dekat-dekat sama orang karena sudah ramai Covid-19. Akhirnya nggak bikin konten prank-prank lagi," Andy menguraikan.
Advertisement
Gabung Channel YouTube Crazy Rich Surabayans
Hingga kemudian, Andy melanjutkan, bergabung dengan rekannya, Steven Setiono, di channel YouTube Crazy Rich Surabayans. Sejak itu, ia sering disebut sebagai bagian dari Crazy Rich Surabaya.
"Sebenarnya bukan kita yang crazy rich, tapi kita itu mau nunjukin lifestyle teman-teman kita yang memang asli crazy rich, kalau kita sih cuman admin," Andy menguraikan.
Makan Gratis di Restoran
Karena viral dan populer saat membesut channel YouTube Crazy Rich Surabayans, Andy pernah mendapatkan pengalaman lucu dan unik. Ia mengisahkan, pernah makan gratis di restoran mewah karena si pemilik mengira dirinya Crazy Rich Surabaya.
"Aneh tapi nyata, kadang waktu makan di resto atau warung, nggak boleh bayar, katanya sering lihat di YouTube, wah kalau tahu nggak boleh bayar, harusnya pesan banyak ya," kata pria kelahiran 1 November 1981, memungkasi.
Advertisement