Menko Airlangga Minta TPID Kerja Keras Kendalikan Inflasi

Menko Airlangga meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk lebih sigap dalam mengantisipasi tren pergerakan inflasi sepanjang tahun ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2022, 18:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Sumber: ekon.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun banyak yang optimistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia msih dibayang-bayangi ancaman pandemi Covid-19. Ada beberapa yang perlu diwaspadai salah satunya adalah inflasi karena kenaikan harga bahan baku. 

"Tentu di 2022 tantangan berikut yang (lebih besar) inflasi," jelas Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dalam webinar Sarasehan Industri Keuangan Jawa Tengah dan DIY, Selasa (8/3/2022).

Airlangga pun meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk lebih sigap dalam mengantisipasi tren pergerakan inflasi sepanjang tahun ini. Tujuannya agar menyelamatkan daya beli masyarakat untuk mendukung pemulihan ekonomi yang lebih berkualitas.

"Jadi, TPID perlu berperan (lebih) menjaga inflasi agar pertumbuhan (ekonomi) bisa didorong menjadi pertumbuhan yang berkualitas," tekannya.

Menko Airlangga menambahkan, saat ini, pemerintah terus melanjutkan agenda reformasi struktural. Dia menyebut, reformasi struktural menjadi kunci keluar dari perangkap negara pendapatan menengah (middle income trap).

"Kita perlu menjaga pemulihan ekonomi nasional, sehingga dapat terus tumbuh dan jangka menengah kita punya tantangan agar bisa segera lolos dari middle income trap," terangnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jokowi Was-Was, Inflasi Negara Lain Tembus 50 Persen

Pedagang menunggu pembeli di kiosnya di Pasar Lembang, Tangerang, Selasa (24/8/2021). Berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan bank sentral pada minggu ketiga Agustus 2021, inflasi diperkirakan sebesar 0,04% secara bulanan atau month on month (mom). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewaspadai ketidakpastian global saat ini, yang diakibatkan revolusi industri 4.0 hingga perang antara Rusia dan Ukraina. Situasi ini berpotensi menyebabkan kenaikan harga pangan hingga pembesaran inflasi.

Jokowi lantas menyoroti kelangkaan pangan yang muncul di luar dugaan. Situasi ini sudah terjadi di beberapa negara, sehingga mengakibatkan terjadinya food rise.

"Harganya semuanya naik. Beberapa negara besar juga mengalami, beberapa negara sudah di atas 30 persen. Hati-hati dengan ini yang namanya urusan pangan," tegas Jokowi saat Rapat Pimpinan TNI-Polri 2022, Selasa (1/3/2022).

Sorotan berikutnya diberikan untuk tren inflasi negara dunia. Dalam hal ini, Jokowi menyinggung angka inflasi di Amerika Serikat yang selama ini tidak pernah lebih dari 1 persen.

"Sekarang sudah di atas 7 persen. Di beberapa negara ada yang sudah di atas 50 persen, di atas 30 persen," ungkap dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya