Harapan Petani Kopi Banyuwangi Saat Bertemu Pembeli dari Luar Negeri

Pembeli asing diberikan waktu untuk memahami detail produk kopi UMKM dalam International Business Matching Ijen Coffee 

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2022, 22:00 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Melihat Foto Kopi Yang Dipamerkan di Perkebunan Kalibendo. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Kopi Banyuwangi dalam jangka waktu dekat akan mendunia setelah Petani Kopi dan pelaku UMKM dipertemukan dengan sejumlah pembeli dari mancanegara.

Dikutip dari Antara, pengenalan antara pelaku hulu dan hilir bisnis kopi tersebut, melalui forum bisnis International Bussiness Matching Ijen Coffee yang digelar secara virtual dan diikuti ratusan buyer tiga negara, yakni Kanada, Jerman dan Filipina.

Kegiatan ini diprakarsai National Support for Local Investment Climate /National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED), Global Affairs Canada, Kemenko Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian BPN/Bapennas, dan Kementerian PDTT, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya.

Dipilihnya Banyuwangi karena sebagai penghasil kopi terbesar di Jawa Timur. Kegiatan tersebut melibatkan 100 lebih pelaku UMKM subsektor kopi, serta eksportir dan pemangku kepentingan lainnya resmi ditunjuk pemerintah untuk memfasilitasi kegiatan ekspor kopi petani Banyuwangi dan sekitarnya yang berada di kawasan Gunung Ijen.

"Kopi Ijen Banyuwangi dikenal berkualitas, baik jenis robusta maupun arabika-nya," ujar Coordinator Responsive Innovation Fund NSLIC Nurdin dilansir Antara, Selasa (8/3/2022).

Ia menjelaskan rangkaian International Business Matching Ijen Coffee di Banyuwangi dimulai dengan proses kurasi untuk memastikan produk kopi UMKM siap diekspor.

"Selain produknya memenuhi standar ekspor, petani wajib memiliki lahan sedikitnya 2 hektare dengan produksi minimal 1 ton per tahun untuk kepastian produksinya," kata Nurdin.

 

Saksikan video pilihan berikut ini


Harapan Petani

Dalam kegiatan tersebut, pembeli asing diberikan waktu untuk memahami detail produk kopi UMKM. Sebelumnya, mereka telah dipasok informasi terkait produk kopi yang ditawarkan, seperti jenis kopi, waktu produksi, teknik pemrosesan, hingga masa kadaluwarsa.

"Akhir Maret ini mereka juga akan kami jembatani untuk bertemu pembeli domestik. Jadi, pasar ekspor dan domestik juga kami fasilitasi," ujar Nurdin.

Kegiatan ini disambut positif oleh para petani, salah satunya M. Yusuf dari Kelompok Tani Java Ijen Madusari dari Desa Tamansari, Kecamatan Licin.

"Kami dapat banyak informasi tentang bisnis kopi dan pemasarannya. Kami manfaatkan ini untuk bertanya banyak hal. Ini membuka peluang pasar kami ke negara lain," katanya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan virtual bisnis menjadi peluang bagi petani Banyuwangi untuk membuka pasarnya.

"Terima kasih kepada banyak pemerintah pusat dan pihak lainnya yang terus mendukung Banyuwangi. Fasilitasi semacam ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi petani kopi, khususnya di situasi pandemi semacam ini untuk menumbuhkan harapan dan peluang bagi mereka," ujar dia.

Ipuk mengaku, Kopi Banyuwangi telah diminati pasar Eropa, seperti kopi dari Perkebunan Malangsari, Kalibaru, telah rutin dipesan Swiss dan Italia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya