Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Mas Konstruksi Tbk mencatatkan saham perdana di papan akselerasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Rabu (9/3/2022).
Perseroan tercatat sebagai emiten ke-9 pada 2022 dengan kode saham SMKM.Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sumber Mas Konstruksi Tbk mencatatkan 1.253.000.000 saham di BEI.
Pencatatan saham perdana itu terdiri dari saham pendiri 1.003.000.000 saham dan penawaran umum saham atau initial public offering (IPO) 250.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Demikian mengutip laman BEI, Rabu pekan ini.
Baca Juga
Advertisement
Perseroan menetapkan harga saham perdana Rp 264 per saham. Dana IPO yang akan diraup sebesar Rp 66 miliar. Perseroan akan memakai dana IPO sekitar 97 persen untuk modal kerja konstruksi proyek perseroan baik sektor swasta dan pemerintahan. Sedangkan sisanya sekitar tiga persen untuk penelitian dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Erdikha Elit Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Adapun pemegang saham perseroan setelah IPO antara lain PT Vina Nauli Jordania sebesar 56,11 persen, PT Umaty Global Finance sebesar 11,97 persen, PT Zareen Capital Nusantara sebesar 7,98 persen, Intan Magdalena sebesar 3,99 persen dan masyarakat 19,95 persen.
Selain itu, sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 25/2017, pemegang saham berikut tidak akan mengalihkan sahamnya hingga delapan bulan setelah pernyataan pendaftaran perseroan dalam rangka IPO menjadi efektif antara lain u PT Vina Nauli Jordania sebesar 703.000.000, PT Umaty Global Finance sebesar 150.000.000, PT Zareen Capital Nusantara sebesar 100.000.000, dan Intan Magdalena P sebesar 50.000.000.
Pengendali Sumber Mas Konstruksi, Intan Magdalena P, menyatakan tidak akan mengalihkan pengendaliannya atas Perseroan sekurang-kurangnya 12 bulan sejak pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Keuangan dan Dividen
Sebelumnya, berdasarkan laporan keuangan perseroan (tidak diaudit), pendapatan tercatat Rp 126,61 miliar hingga kuartal III 2021. Pendapatan itu tumbuh 117,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 58,18 miliar. Beban pokok pendapatan tercatat naik dari Rp 51,25 miliar hingga 30 September 2020 menjadi Rp 106,64 miliar hingga September 2021.
Dengan demikian, laba kotor naik 188,43 persen dari Rp 6,92 miliar hingga September 2020 menjadi Rp 19,96 miliar hingga September 2021. Perseroan mencatat laba usaha naik dari Rp 4,45 miliar hingga September 2020 menjadi Rp 14,36 miliar hingga September 2021.
Dengan demikian, laba tahun berjalan tumbuh 170,12 persen menjadi Rp 12,28 miliar hingga September 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,54 miliar.
Total liabilitas perseroan tercatat Rp 7,04 miliar pada 30 September 2021 dari posisi 30 Juni 2021 Rp 6,71 miliar. Sementara itu, total ekuitas naik menjadi Rp 125,19 miliar pada 30 September 2021 dari posisi Juni 2021 sebesar Rp 120,89 miliar. Total aset tercatat Rp 132,24 miliar hingga September 2021 dari posisi 30 Juni 2021 sebesar Rp 127,61 miliar. Perseroan kantongi kas dan bank Rp 1,79 miliar pada 30 September 2021 dari 30 Juni 2021 sebesar Rp 17,74 miliar.
Setelah IPO, manajemen akan membayarkan dividen kas kepada pemegang saham perseroan sebanyak-banyaknya 20 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2022.
Besarnya pembagian dividen kas akan diputuskan melalui RUPS tahunan berdasarkan rekomendasi direksi. Pembayaran dividen dengan memperhatikan hasil operasi, arus kas, kecukupan modal dan kondisi keuangan perseroan.
Advertisement